"Enggak (muncul saat monorel bermasalah), kita sudah lama berpikir tapi kita tidak mungkin mengumumkan sebelum yakin dengan sistem yang kita pakai. Sekarang kita sudah confidence karena kita juga tidak menggunakan teknologi yang terlalu canggih. Ini teknologi 30 tahun lalu. Bagaimana teknologi ini dilakukan kembali sekarang dan lebih murah," tutur Komisaris Perkakas Rekadaya Nusantara Djoni Rosadi di Balaikota, Jakarta, Senin (24/3/2014).
Perkakas Rekadaya Nusantara merupakan salah satu perusahaan yang masuk dalam konsorsium pembuat transportasi metro kapsul. Mereka menawarkan transportasi metro kapsul ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Djoni mengatakan, sebuah gerbong metro kapsul berukuran 9 meter bisa mengangkut 50 orang lebih. Alat transportasi ini 100% buatan Indonesia, yang pabriknya ada di Subang, Jawa Barat.
"Idenya adalah MetroMini yang diangkat ke atas, itu ide dasarnya. MetroMini suatu kendaraan umum yang dipakai masyarakat, harganya murah, dan kemudian diangkat ke atas, elevated (melayang)," ujar Djoni.
"Yang membuat murah adalah rancangan daripada tracknya, jalannya, karena ini kecil, dimensinya kecil sehingga jalannya jauh lebih murah. Itu yang membuat harga investasinya murah," kata Djoni.
"Kalian tahu seperti mainan anak-anak tamiya. Track yang diangkat ke atas, kemudian dia jalan di atas," imbuh Djoni.
Jadi transportasi metro kapsul ini pakai jalur dan ban biasa atau roda, bukan menggunakan rel seperti monorel atau mass rapid transit (MRT). Ada haltenya juga, seperti busway yang diangkat ke atas.
"Bentuknya tetap seperti bus dan jalan sendiri-sendiri atau auto. Kayak semut jalan berangkat. Ini lebih ringan, dan kecepatannya 70 km/jam," ujar Djoni.
(dnl/dru)











































