"Kerjasama tukar data antara Ditjen Pajak dengan BPJS Ketenagakerjaan, PLN, dan Pelindo ini tujuannya agar penerimaan negara di sektor pajak kita makin lebih baik, karena pemerintah membutuhkannya untuk menjaga kondisi APBN kita sehat," ujar Menteri Keuangan Chatib Basri ditemui di Kantor Ditjen Pajak, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (8/4/2014).
Chatib mengungkapkan, ada dua hal yang membuat APBN tahun ini lebih berat dibandingkan tahun sebelumnya, yakni turunnya penerimaan negara di sektor pertambangan dan rupiah yang melemah terhadap dolar AS.
"Kurs kita asumsikan Rp 10.500 per dolar Amerika Serikat, sekarang kurs sudah Rp 11.200 per dolar, ini akan berdampak pada beban subsidi yang makin membengkak, kemudian penurunan komoditi karena kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah," ujarnya.
Ia menambahkan, tentunya tahun ini bukan tahun yang mudah bagi Ditjen Pajak, dengan mengoptimalkan data-data BUMN, Pemerintah Daerah dan lainnya, Ditjen Pajak akan mendapatkan wajib pajak yang baru.
"Kita akan kejar terus wajib pajak-wajib pajak ini, karena dalam hidup ada dua hal yang tidak bisa dihindari, pertama kematian, kedua bayar pajak," tegasnya.
(rrd/dnl)