Qingdao sudah memiliki kerja sama kota kembar dengan 64 kota di seluruh dunia, namun belum menjalin hubungan dengan kota manapun di Indonesia. Hal ini dianggap tidak sejalan dengan visi Pemerintah Tiongkok, yang telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu mitra utama dalam pengembangan 21st Century Maritime Silk Road.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Direktur Kantor Urusan Luar Negeri Pemkot Qingdao, Provinsi Shandong sebelum menandatangani Letter of Intent (LoI) mengenai pembentukan kerja sama Manado-Qingdao, dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (1/6/2014).
Dari pihak Pemerintah Kota Manado, LoI ditandatangani oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Manado, Peter Karl Bart Assa yang didampingi oleh Adolf Lucky Londong, Staf Ahli Walikota Manado.
Diharapkan penandatanganan LoI pada kesempatan ini dapat mendorong kontak lebih aktif diantara kedua masyarakat dan pemerintah kota, yang ke depannya dapat mengarah kepada pembentukan kerja sama kota kembar.
Kunjungan Delegasi Pemkot Manado ke Qingdao dilakukan dalam rangka berpartisipasi dalam Qingdao International Sister Cities Art Festival.
Selama di sana, Delegasi Pemkot Manado melakukan kunjungan ke 2014 Horticulture Expo serta ke pusat riset dan teknologi, pelabuhan dan kawasan ekonomi terpadu yang berkontribusi dalam menjadikan Qingdao sebagai salah satu Tier 2 Cities terdepan di RRT.
Rencana kunjungan Delegasi Pemkot Manado mulai dirintis sejak bulan Januari 2014, ketika Pemkot Qingdao menyampaikan kepada KBRI Beijing mengenai ketertarikannya untuk membentuk kerja sama dengan salah satu kota di Indonesia.
KBRI Beijing kemudian menawarkan usulan ini kepada pihak Kota Manado, yang kemudian ditanggapi secara positif oleh Walikota Manado GS Vicky Lumentut.
Qingdao, yang terkenal dengan bir Tsingtao-nya ini mempunyai geografi serupa dengan Manado, yang bersamping-sampingan dengan bukit-bukit dan lautan.
Sebagai kota maritim, Manado dan Qingdao juga mempunyai kemiripan dalam mengembangkan sentra-sentra penelitian di bidang kelautan dan perikanan masing-masing di Indonesia dan Tiongkok. Pada tahun 2008, Qingdao menjadi tuan rumah lomba selancar sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Olimpiade Beijing.
Sementara saat ini, volume perdagangan RI-Qingdao senilai US$ 2,1 miliar.
(zul/hds)