Ketua Umum Asosiasi Tol Indonesia (ATI) Fatchur Rochman mengungkapkan, tol yang dibangun melingkar menjangkau lebih banyak wilayah dibanding tol yang dibangun radial atau di tengah kota, sehingga kendaraan tak menumpuk di tengah kota.
"Salah satu supaya orang tidak berdesak-desakan di dalam kota, kalau Jakarta ini kan akhirnya semua macet," kata Fatchur saat dihubungi detikFinance Senin (21/7/2014)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Fatchur juga mengungkapkan, akses dengan tol lebih mudah, waktu yang ditempuh pun semakin hemat, bila dibandingkan menggunakan jalan arteri. Namun tingginya volume kendaraan seperti di ibu kota membuat jalan tol pun mengalami kepadatan atau macet.
"Kalau dengan jalan tol tidak ada lampu merah, lampu merah itu 2 menit. Kalau 2 menit di jalan tol anda bisa jalan 6 km , satu menit 3 km-an," jelasnya.
Dampak positif keberadaan JORR W2 Utara (Kebon Jeruk-Ulujami) yang menghubungkan selatan Jakarta seperti Pondok Indah ke Bandara Soekarno-Hatta sebaliknya akan mengurangi volume kendaraan di tol dalam kota hingga 25%. Ilustrasinya, pengendara dari selatan Jakarta yang akan ke Bandara Soetta tak perlu harus lewat tol dalam kota, dan sebaliknya.
Hari ini, salah satu ruas tol JORR yaitu W2 Utara (Ciledug-Ulujami) diresmikan dan akan beroperasi penuh besok. Tol ini bagian dari total tol Kebon Jeruk-Ulujami panjang 7,6 km, yang merupakan missing link JORR di kawasan barat Jakarta.
Adapun Jaringan JORR I yang panjangnya mencapai 63 km antaralain tol W1 Penjaringan - Kembangan, JORR W2 Seksi 4 Kembangan - Joglo, JORR W2 Seksi 3 Joglo - Ulujami, JORR W2 Seksi 2 Ulujami - Veteran, JORR W2 Seksi 1 Veteran - Pondok Pinang, JORR S Pondok Pinang - TMII, JORR E1 Seksi 1 TMII - Ceger, JORR E1 Seksi 2 Ceger - Hankam, JORR E1 Seksi 3 Hankam - Jatiasih, JORR E1 Seksi 4 Jatiasih - Cikunir, JORR E2 Cikunir - Cakung, JORR E3 Cakung - Cilincing, JORR N Cilincing - Tanjung-Priok.
(zul/hen)