"Sekali jalan occupancy-nya pada angka 35%-40%," kata Direktur Komersial Railink Zuryati Simbolon kepada awak media di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (7/8/2014).
Penumpang kereta bandara mayoritas didominasi oleh orang yang melakukan perjalanan bisnis. Alhasil Railink saat ini masih sangat bergantung dari penumpang pesawat yang melakukan perjalanan kerja atau bisnis dari atau ke Sumatera Utara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zuryati menjelaskan, kereta bandara saat ini baru dilayani oleh 4 rangkaian kereta. Dalam satu perjalanan, kereta ini mampu mengangkut 172 orang.
Perseroan belum berencana menambah kereta untuk melayani penumpang dari atau ke bandara karena jumlah rata-rata penumpang kereta bandara baru mencapai 2.500 orang per hari. Angka itu diproyeksi bisa meningkat hingga akhir 2014 yakni menyentuh 3.000 orang.
"Akhir tahun sampai 3.000 orang. Target 2015 sampai 4.000 orang," katanya.
Untuk meningkatkan animo masyarakat memakai kereta bandara, Railink akan memberikan penawaran harga khusus. Harga tiket akan dijual Rp 60.000 per orang sekali jalan dari tanggal 10 Agustus sampai 30 September 2014. Sedangkan tarif normal yang berlaku saat ini adalah Rp 80.000.
Selain itu, kereta bandara menawarkan kecepatan dan ketepatan waktu daripada moda transportasi lain. Moda taksi, kendaraan pribadi hingga bus untuk menuju bandara dari kota Medan bisa menghabiskan waktu 1-1,5 jam.
"Ini bisa dijamin 30 menit Medan ke Kuala Namu. Bandara ke Medan 45 menit," jelasnya.
Railink merupakan anak usaha patungan antara PT KAI (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero). Railink saat ini mengoperasikan kereta Bandara Kuala Namu dan akan menangani KRL Bandara Soekarno Hatta.
(feb/zul)