Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi Indonesia tahun depan adalah potensi kenaikan suku bunga di Amerika Serikat (AS).
"Kemungkinan The Fed (bank sentral AS) menaikkan bunga adalah risiko paling besar yang harus diantisipasi," ujarnya di Gedung Djuanda, Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (19/8/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu yang mesti di-prepare dari sekarang. Terutama dari sisi moneter," sebut Chatib.
Namun, lanjut Chatib, kenaikan BI Rate pasti direspons perbankan dengan ikut menaikkan suku bunga. Akibatnya, investasi akan terhambat karena tingginya suku bunga kredit.
"Sekarang saja mulai ngeluh. Ada bank yang sudah berani offer tingkat bunga sampai belasan persen, bayangkan kalau semakin ketat. Itu musti diantisipasi," kata Chatib.
Selain AS, tambah Chatib, Indonesia juga harus mewaspadai perkembangan ekonomi Tiongkok. Negeri Tirai Bambu ini sangat penting karena merupakan pasar utama ekspor Indonesia. "Dampaknya itu nanti akan muncul pada neraca perdagangan dan penerimaan pajak," ujarnya.
(mkl/hds)











































