Omzet atau penjualan IKEA sepanjang tahun fiskal 2013, atau yang dimulai 1 September 2012 dan berakhir 31 Agustus 2013, nilainya mencapai 29,2 miliar euro, atau sekitar Rp 438 triliun.
Namun untuk mencapai omzet tersebut tidak mudah. Inovasi dan sistem kerja yang keras perlu dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap produk baru ada penilaiannya, untuk melihat perkembangannya dari tahun ke tahun," kata Lena di kantor IKEA Swedia, Almhult, Selasa (26/4/2014).
Tak hanya menciptakan, namun produk baru ini, ujar Lena juga harus memperhatikan dampaknya bagi lingkungan dan masyarakat.
Jadi bahan baku yang lebih ramah lingkungan harus digunakan dalam produk-produk IKEA.
Dalam menciptakan produknya, IKEA memang memiliki sejumlah desainer khusus. Selain itu peralatan uji coba pembuatan produk contohnya juga lengkap di Almhult ini.
Seorang desainer bernama Marianne Hagberg di lokasi yang sama mengatakan, dalam menciptakan produk, desainer IKEA memadukan bentuk, fungsi, kualitas, warna, dampak lingkungan, dan yang terakhir adalah harganya harus murah, sehingga banyak masyarakat bisa membelinya.
"Kami mencoba untuk mengadaptasikan produk-produk yang kami desain sesuai dengan kehidupan saat ini dan berstandar modern. Produk-produk kamu harus menggunakan bahan baku sehemat mungkin, dan mudah dirakit oleh pelanggan," ujar Marianne.
Selain terus berinovasi menciptakan furnitur baru, IKEA juga punya komitmen mendorong penggunaan energi alternatif atau terbarukan.
Menurut Lena, saat ini IKEA sudah memasang 650 ribu solar panel untuk listrik bertenaga matahari untuk sejumlah tokonya di seluruh dunia.
"Kemudian di 2016 semua toko IKEA akan menggunakan lampu LED yang menghemat energi hingga 85%," ujar Lena.
(dnl/ang)