"Belum ada komunikasi. Belum ada surat resmi juga. Kita ya wait and see saja," ucap Sekretaris Jenderal yang berlaku sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Santoso Eddy Wibowo, di Gedung Kemenhub, Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 8, Jakarta Pusat, Jumat (10/10/2014).
Meski demikian, ia berpesan agar rencana tersebut disertai kajian matang, dengan mempertimbangkan aspek tata ruang kota.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain aspek teknis dan tata ruang, Santoso juga menyebut, Pemprov DKI Jakarta selaku pemrakarsa proyek harus mempertimbangkan aspek ekonomis dari keberadaan bandara ini. Mengingat Jakarta sudah memiliki dua bandara lain, yakni Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Halim Perdana Kusuma.
"Kalau ada bandara sebenarnya positif, akan bantu Cengkareng (Soekarno-Hatta). Tapi kita lihat dampak pembangunan bandara yang lebih luas di kotanya. Kan pembangunan bandara harus ada hitungan break even point (pengembalian modal)," pungkasnya.
Bandara Ali Sadikin ini nantinya akan terkoneksi dengan wilayah Tanggul 'Garuda Raksasa', dan 17 pulau baru hasil reklamasi. Selain bandara, proyek besar ini juga akan dilengkapi pelabuhan.
(dnl/dnl)