Ini Alasan Pembangunan Proyek Tol Manado-Bitung

Ini Alasan Pembangunan Proyek Tol Manado-Bitung

- detikFinance
Minggu, 12 Okt 2014 19:33 WIB
Menko Perekonomian Chairul Tanjung dan Menteri PU Djoko Kirmanto Saat Groundbreaking Tol Manado-Bitung
Manado - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung meresmikan dimulainya pembangunan Tol Manado-Bitung sepanjang 39 Km, hari ini di Sulawesi Utara (Sulut). Pria yang akrab dipanggil CT ini menegaskan alasan dibangunnya tol yang menghubungkan dua kota tersebut.

"Peta wilayah Indonesia. Paling dekat dengan Asia Timur adalah Sulawesi Utara. Sulut dekat dengan Tiongkok. Pemerintah tetapkan Bitung sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Di sana ada Pelabuhan atau hub pelayaran ke Asia Timur. Maka kita bangun KEK di Bitung," kata CT di sela-sela groundbreaking Tol Manado-Bitung, Minggu (12/10/2014)

Ia mengatakan, hal ini untuk menopang Sulawesi Utara menghadapi pergeseran pusat ekonomi global yang bergeser dari barat ke Asia Timur. Berdasarkan beberapa analis, masa depan ekonomi dunia berada di Asia Timur seperti Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang sebagai penggerak utama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya telah didatangi pemerintah Tiongkok dan dubesnya, serta pengusaha Tiongkok. Mereka ingin tanam investasi yang besar di KEK Bitung. Mulai bangun pelabuhan, kawasan industri, pembangkit. Mereka mau masuk dan bangun," katanya.

CT mengatakan bila investasi besar-besaran dari Tiongkok terealisasi maka Bitung akan jadi pusat pertumbuhan baru yang luar biasa di Sulut.

"Maka perlu bangun Tol Manado-Bitung untuk memperlancar barang dan tekan biaya logistik agar industri bisa bersaing," katanya.

Ia menambahkan secara umum, pembangunan tol di Manado-Bitung sebagai upaya pemerintah mendorong Indonesia sebagai negara maju. Pemerintah sudah punya program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) agar pusat ekonomi baru merata di Indonesia.

"Jadi nggak hanya terpusat di Jawa atau di satu kota. Kita ingin seluruh wilayah, kota, provinsi, kabupaten punya pusat pertumbuhan ekonomi baru," katanya.

CT juga mengatakan pembangunan infrastruktur tol seperti Manado-Bitung, salah satu cara pemerintah memeratakan pertumbuhan di luar Jawa, khususnya di Sulut.

"Maka antar pusat ekonomi yang baru itu perlu dihubungkan dengan infrastruktur fisik. Apa itu jalan, rel kereta atau melalui udara atau pelabuhan agar biaya logistik bisa lebih murah," katanya.

Dampak pembangunan infrastruktur, menurut CT maka Indonesia akan kompetitif dengan negara lain. Imbasnya, maka usaha domestik dan luar akan masuk berinvestasi di industri dalam negeri.

Pemerintah memulai pembangunan proyek Tol Manado-Bitung di Sulawesi Utara sepanjang 39 Km, sore ini. Tahap awal dibangun Seksi 1 dari Manado-Airmadidi sepanjang 13,5 Km yang pembebasan lahannya sudah 95%.

Sedangkan Seksi 2 untuk Airmadidi-Bitung sepanjang 25,5 Km akan ditawarkan kepada investor atau Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Saat ini pembebasan lahan masih di bawah 50%.

Nilai proyek ruas Tol Manado-Bitung mencapai Rp 4,3 triliun. Angka ini di luar nilai pembebasan lahan sebesar Rp 900 miliar yang ditanggung sebesar 50% oleh pemerintah pusat dan senilai 50% oleh pemerintah provinsi Sulut. Pembangunan proyek Seksi 1 diproyeksikan akan selesai dalam waktu 2-3 tahun.

(feb/hen)

Hide Ads