Laporan ADB: 2 Juta Orang Miskin Akibat Tsunami di Asia

Laporan ADB: 2 Juta Orang Miskin Akibat Tsunami di Asia

- detikFinance
Kamis, 13 Jan 2005 12:03 WIB
Jakarta - Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia memperkirakan akibat gempa dan tsunami di Asia akan menyebabkan dua juta orang hidup dalam kemiskinan. Kemiskinan itu sebagai dampak pasca gempa dan tsunami yang mengakibatkan korban jiwa dan hilangnya harta benda. Pernyataan ADB terungkap dalam laporan regulernya berdasarkan hasil pengakjian dan penilitian ADB terhadap dampak gempa dan tsunami di Aceh. Bencana tsunami yang paling parah, menurut ADB adalah yang terjadi d Indonesia yang menyebabkan 106.000 orang tewas. Diperkirakan akibat gempa dan tsunami tersebut mengakibatkan bertambahnya satu juta orang Indonesia yang hidup dalam garis kemiskinan. Sementara di India akibat gempa dan tsunami diperkirakan akan meningkatkan jumlah orang miskin menjadi 645 ribu orang, ditambah Srilangka yang diestimasikan jumlah keluarga miskin bertambah 250 ribu orang. Sementara untuk di Maladewa, gempa dan tsunami akan mengakibatkan jumlah orang miskin di negara yang penghasilan utamanya melalui pariwisata itu bertambah 23.500 orang. Sementara di sejumlah wilayah di Asia dan Afrika lainnya selain yang telah disebutkan, yang terkena dampak tsunami akan menambah jumlah orang miskin sebanyak 160 ribu orang."Tsunami yang meluluhkan daerah yang terkena bencana dengan sendirinya akan mengurangi pertumbuhan ekonomi di negara yang terkena tsunami," katanya Ifzal Ali, ekonomi ADB yang berpusat di Manila seperti yang dikutip AFP."Ini merupakan kejadian tragis, namun dampak ekonomi negara yang terkena tsunami tidak terlalu besar kecuali negara-negara seperti Srilangka dan Maladewa, walaupun kedua negara ini paling sedikit kerusakannya akibat tsunami," katanya.Indonesia, India dan Thailand yang kerusakannya cukup tinggi, pertumbuhan ekonominya tampaknya akan tetap terjaga, mengingat peristiwa tsunami tidak terjadi di daearah industri dan masyarakat perkotaan yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. (mar/)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads