Anggota Dewan Pengupahan DKI Jakarta dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Asrial Chaniago mengungkapkan, ia bersama perwakilan buruh dan pemerintah melakukan survei nilai KHL di 10 pasar tradisional yang ada di DKI Jakarta. Hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi tentang Komponen dan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak.
"Sesuai Permen yang ada, survei dilakukan di pasar-pasar di mana pekerja banyak berdomisili," ungkap Asrial kepada detikFinance, Rabu (22/10/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jakarta Pusat
- Pasar Cempaka Putih.
- Pasar Johar Baru.
- Pasar Cengkareng.
- Pasar Grogol.
- Pasar Minggu.
- Pasar Blok A.
Jakarta Timur
- Pasar Jatinegara.
- Pasar Kramat Jati.
- Pasar Koja.
- Pasar Sukapura.
Asrial menjelaskan sesuai prosedur yang ditetapkan, survei atas 10 pasar tersebut sudah dilakukan 8 kali. Survei hanya dilakukan pada bulan-bulan di mana harga barang kebutuhan pokok bergerak stabil.
"Surveinya sudah dilakukan 8 kali, mulai Februari hingga Oktober tidak termasuk bulan November, Desember, Januari dan bulan lebaran karena harga saat itu tidak stabil," jelasnya.
Untuk sementara, dari hasil survei yang dilakukan pihak buruh misalnya menemukan nilai KHL DKI Jakarta 2014 naik menjadi Rp 3.002.000. Nilai itu naik cukup tinggi dibandingkan nilai KHL tahun lalu yang telah diregresikan yaitu Rp. 2.299.860.
Pihak Apindo mengungkapkan dasar KHL DKI Jakarta tahun ini hanya naik sebesar 3,36% dari nilai KHL tahun lalu atau berada pada posisi Rp 2.377.135. Dari data terakhir (September-Oktober) survei menggambarkan hanya ada beberapa komponen yang hanya mengalami kenaikan. Bahkan mayoritas komponen KHL mengalami penurunan.
Komponen KHL yang mengalami kenaikan adalah makanan 0,23%, perumahan naik 0,25%, sandang naik 1,52%, dan pendidikan naik 1,03%. Salah satu komponen yang mengalami penurunan adalah kesehatan yaitu 0,06%.
(wij/hds)