Le Luong Minh, Sekretaris Jenderal ASEAN, menilai Asia Tenggara sebagai kawasan yang unik. Keindahan alamnya tidak ternilai dan sangat beragam.
“Hutan mencakup 45% wilayah ASEAN. Namun garis pantai kita juga panjang sekali,” kata Le Luong Minh dalam acara ASEAN Sustainable Development Symposium 2014 di Hotel Le Meridien, Bangkok, Jumat (14/11/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Dengan perubahan demografi, pertambahan penduduk, dan sebagainya telah menghasilkan perubahan. Seperti polusi udara dan air, kelangkaan sumber daya alam, dan peningkatan limbah. ASEAN menghadapi tantangan yang tidak ringan,” paparnya.
Negara-negara ASEAN, lanjut Le Luong Minh, sudah memiliki visi 2020 yang salah satunya adalah meningkatkan kesadaran terhadap pembangunan yang memperhatikan aspek sosial dan lingkungan alias pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
“ASEAN sekarang berkomitmen untuk green development. Butuh institusi yang kuat. Seluruh stakeholders harus bekerja sama,” katanya.
Menurut Le Luong Minh, tidak bisa dipungkiri bahwa ASEAN adalah kawasan yang sedang berkembang pusat. Oleh karena itu, harus ada langkah agar pembangunan terus berjalan tetapi tetap memperhatikan lingkungan.
“Pertumbuhan ekonomi dan sosial terus menuntut upaya yang berkelanjutan. ASEAN harus menghadapi tantangan ini. Antara pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan berkelanjutan. Kita harus bersatu,” jelasnya.
(hds/ang)