Balada Ruangan Mewah Setengah Lapangan Bola di Kantor SKK Migas (1)

Balada Ruangan Mewah Setengah Lapangan Bola di Kantor SKK Migas (1)

- detikFinance
Jumat, 21 Nov 2014 08:04 WIB
Balada Ruangan Mewah Setengah Lapangan Bola di Kantor SKK Migas (1)
Jakarta - Selama bertahun-tahun tidak ada banyak orang yang tahu, jika di Kantor Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yang dulunya bernama BP Migas terdapat ruangan mewah bak hotel berbintang 5.

Bahkan yang lebih mengejutkan lagi, di lantai 40 di Gedung Perkantoran Wisma Mulia terdapat tiga ruangan pimpinan SKK Migas masing-masing 1.000 meter persegi. Tak heran hal tersebut membuat Menteri ESDM Sudirman Said yang dilantik sebulan lalu geleng-geleng kepala.

Sejak kapan ruangan mewah tersebut ada dan apa saja isinya, berikut rangkuman detikFinance dari berbagai sumber, Jumat (21/11/2014).

"Ruangannya besar dan mewah, atribut di dalamnya mewah semua, yang jelas ruangannya mewah melebihi hotel bintang 5," ungkap salah satu Pejabat SKK Migas kepada detikFinance.

Ia mengungkapkan, segala furnitur yang ada di dalamnya berkelas dan bergaya Italia.

"Furniturnya wah, kulit gaya Italia, karpetnya lantai berlapis dan home theatre high-end," katanya.

Tidak hanya itu, di ruangan pimpinan SKK Migas yang diperuntukkan bagi Ketua Komisi Pengawas SKK Migas, Kepala SKK Migas, dan Wakil Kepala SKK Migas ini juga memiliki kamar tidur, kamar mandi, ruangan makan, sofa, hingga 3 televisi 50 inch layar datar di salah satu ruangan.

"Ada juga terdapat teropong merek Leica ditopang tripod papan atas made in Italy, ada 3 TV 50 Inch layar datar di satu ruangan, ada sofa, meeting table, dining room, kamar tidur, kamar mandi yang semuanya wah," tutupnya.

"Lokasinya di lantai 40 di kantor Wisma Mulia, itu ruangan khusus pimpinan," kata salah satu pejabat di SKK Migas kepada detikFinance.

Ia mengungkapkan, pekerja atau pegawai SKK Migas level biasa apalagi masyarakat yang tidak memiliki kepentingan jelas dengan pimpinan tidak akan bisa masuk ke ruangan tersebut.

"Jangankan masyarakat, pegawai SKK Migas tidak bisa masuk ke ruangan itu terutama ke lantai 40, tak sembarangan orang bisa masuk ke sana, pegawai SKK Migas yang dipanggil pimpinan saja yang bisa masuk ke ruangan itu," ucapnya.

Pejabat SKK Migas ini menambahkan, keberadaan ruangan yang luas dan banyak fasilitas mewah tersebut sudah ada sejak lama walaupun berganti-ganti pimpinan.

"Sudah lama ruangan lantai 40 yang luas itu ada, sejak zamannya Pak R. Priono (Kepala BP Migas)," tutupnya.

Berdasarkan penelusuran detikFinance, salah satu pejabat SKK Migas membenarkan ada ruangan yang sangat luas untuk pimpinan SKK Migas.

"Selantai itu cuma ada 3 ruangan besar plus atribut-atribut mewah lainnya," ucap pejabat tersebut.

Ia menambahkan, tiap ruangan pimpinan mencapai 1.000 m2 dan terdapat tiga kamar tidur yang besar juga untuk para pimpinan.

"Ruangannya gede banget, hampir 1.000 m2 per ruangan. dan ada 3 kamar besar atau kamar tidur," ucapnya.

Pejabat tersebut mengungkapkan lagi, tiga ruangan besar dan berisi barang-barang atau atribut mewah itu diperuntukkan untuk tiga pejabat.

"Tiga ruangan dan 3 kamar tidur itu untuk Ketua Komisi Pengawas SKK Migas, Kepala SKK Migas dan Wakil Kepala SKK Migas," ujarnya.

Tidak hanya itu, ruangan tersebut juga memiliki kamar mandi, ruangan makan, sofa, hingga 3 televisi 50 inch layar datar lengkap dengan home theatre di salah satu ruangan.

"Pak Sudirman ketika menjabat sebagai Menteri ESDM otomatis dia juga Ketua Komite Pengawas SKK Migas, pada sekitar akhir Oktober lalu pertama kali ke SKK Migas dan melihat ruangannya geleng-geleng. Ya karena saking luas dan mewahnya ruangan tersebut," ujar salah satu pejabat SKK Migas kepada detikFinance, Kamis (20/11/2014).

Pejabat tersebut mengungkapkan, bahkan Sudirman Said pernah mengungkapkan kekesalannya mengetahui ada ruangan tersebut di depan seluruh pejabat dan pegawai SKK Migas.

"Tanggal 30 Oktober lalu Pak Sudirman Said mengumpulkan seluruh pejabat dan pegawai SKK Migas. Ia menceritakan kepada kami semua, ketika lihat ruangan itu, luasnya separuh dari ruangan aula pertemuan di Lantai P9 City Plaza, ada ruangan tamu, ada ruangan kerja, ada ruangan tidur, lebih bagus dari Hotel Dharmawangsa," ungkapnya.

"Padahal kata Pak Sudirman di depan pegawai SKK Migas, ruangan itu jarang sekali digunakan. Ia menegaskan bahwa kita semuanya ini melayani publik atau melayani pejabat/tuan? Apa yang ia lihat di ruangan tersebut sudah melampaui batas-batas kepatutan," ungkapnya lagi.

"Ruangan itu sejak zamannya kepemimpinan Kepala BP Migas R Priyono. Ada dua ruangan besar, masing-masing untuk Kepala dan Wakil Kepala BP Migas," ucap salah satu pejabat SKK Migas.

Namun sejak BP Migas dibubarkan Mahakamah Konstitusi (MK), lembaga tersebut berganti nama dengan SKSP Migas dan terakhir SKK Migas. Sejak berganti nama, lembaga pengelola sektor hulu migas tersebut mempunyai Komite Pengawas yang terdiri dari para pejabat negara seperti Menteri ESDM, Wakil Menteri ESDM, Wakil Menteri Keuangan, dan Kepala BKPM.

"Ruangan besar dan mewah itu bertambah satu ruangan lagi, tapi tetap saja besar. Saat itu SKSP Migas dipimpin Menteri ESDM Jero Wacik yang merangkap juga sebagai Kepala SKSP Migas. Pak Jero Wacik tetap menggunakan ruangan tersebut," ungkap pejabat SKK Migas itu.

Kemudian karena ada larangan menteri merangkap jabatan, Jero Wacik kemudian menunjuk Rudi Rubiandini sebagai Kepala SKK Migas.

"Zaman Pak Rudi, ruangan lantai 40 tetap digunakan. Tapi Pak Rudi nggak pakai ruangan pimpinan. Beliau membuat ruangan yang lebih kecil dan di ruangannya itu hanya dipenuhi buku-buku, tidak ada komputer karena dia bawa laptop kalau kerja. Sementara ruangan pimpinan tetap dipakai Pak Jero Wacik selaku Ketua Komite Pengawas SKK Migas," lanjut pejabat tersebut.

Sementara saat kepemimpinan Johanes Widjonarko sebagai Plt Kepala SKK Migas, Widjonarko tidak menggunakan ruangan pimpinan dan bekas ruangan Rudi Rubiandini. Widjonarko tetap menggunakan ruangan Wakil Kepala SKK Migas yang juga cukup luas.

"Ruangan-ruangan kerja itu selain luas juga banyak barang mewah. Ada home theater, TV 50 inci layar datar, dan banyak lagi," kata si pejabat SKK Migas.

Bagi masyarakat biasa tidak mudah masuk ke Kantor Pusat Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) di Wisma Mulia, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Pasalnya, pengamanan kantor tersebut berlapis bahkan ada area steril.

Tak hanya rakyat biasa, wartawan juga kesulitan menembus pengamanan kantor yang serba tertutup ini. Untuk masuk ke Kantor SKK Migas harus masuk melalui pintu utama dengan pemeriksanaan detektor logam, kemudian menyerahkan kartu identitas ke petugas keamanan Gedung Wisma Mulia, karena SKK Migas menyewa gedung tersebut. Setelah itu petugas keamanaan akan memberikan kartu tamu.

Wartawan maupun tamu hanya bisa mengakses ruangan SKK Migas di Lantai 35, di sini merupakan lobby utama kantor SKK Migas. Namun, sebelum masuk ke lobby tamu yang datang akan kembali diperiksa melalui detektor logam.

Detektor logam kedua ini sebetulnya baru ada sejak kepemimpinan Menteri ESDM Jero Wacik di lembaga tersebut. Saat itu jabatan Jero Wacik merangkap sebagai Kepala SKSP Migas yang sekarang bernama SKK Migas.

"Alasannya saat itu katanya agar keamanan ditingkatkan, kalau dulu nggak ada detektor logam karena di lantai dasar sudah dilakukan pemeriksaaan," ucap salah satu pegawai SKK Migas, Kamis (20/11/2014).

Tidak hanya detektor logam, setiap lantai di kantor SKK Migas juga dijaga ajudan berbadan tegap dan berpakaian safari, jumlahnya kurang lebih mulai dari dua hingga lima orang.

"Khusus lantai 40 yang terdapat ruangan mewah itu, tidak sembarangan orang bisa naik ke atas, itu ada lift khusus dan lantai 40 merupakan wilayah yang sangat steril, orang yang naik ke atas hanya orang tertentu misalnya pimpinan dan kalaupun pegawai SKK Migas biasa harus dapat izin khusus atau dipanggil oleh pimpinan, kalau tidak nggak boleh naik," tutupnya.

"Saya kira ruangan itu lebih baik difokuskan saja, untuk semua kegiatan-kegiatan pemerintah. Kita punya fasilitas mengapa tidak dimanfaatkan," ujar Tjahjo ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Kamis (20/11/2014).

Tjahjo sendiri belum mengetahui bagaimana bentuk ruangan dan seberapa mewahnya ruangan tersebut. Namun, ia tidak mempermasalahkan jika ruangan tersebut diperuntukkan untuk mendukung kinerja dan kepentingan negara.

"Seharusnya sesuai kebutuhan, mewah atau tidaknya kan tergantung kebutuhan, kalau itu merupakan operation room yang menjangkau semua aspek apalagi ini menyangkut minyak dan gas bumi ya. Tapi yang paling penting bukan mewahnya tapi optimalisasinya yang mendukung kinerja dan kepentingan negara. Kalau ada home theater segala macam, saya belum bisa komentar karena saya belum lihat sendiri, baru tahu dari Anda," tutupnya.

Wakil Ketua DPD Farouk Muhammad mengaku pernah datang ke kantor SKK migas dan masuk ke ruangan itu. Dia pun mengaku sedikit terkejut dengan ruangan yang ada di lantai 40 itu.

"Saya pernah datang itu di lantai berapa ya? Itu luar biasa 'wah'-nya. Bagus sekali, kalah pimpinan DPD saja," kata Farouk kepada detikFinance, di sela acara Rakernas REI, Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (20/11/2014).

Farouq mengatakan, sebaiknya penggunaan ruangan tersebut dievaluasi kembali. Karena di satu sisi pemerintah sedang melakukan penghematan anggaran, apalagi disebutnya, gedung kantor SKK Migas tersebut statusnya sewa.

"Kita anjurkan di-review lagi. Apalagi itu gedung sewa ya, efisiensi itu perlu di-review, seoptimal mungkin, kan pemerintah sedang. Menuju efisiensi," tuturnya.

Hanya orang-orang tertentu dan berkepentingan yan boleh masuk ke ruangan itu. Tapi menurut Farouk hal itu pun tak bisa dijadikan alasan kuat adanya ruangan mewah itu.

"Apakah mungkin pertimbangan mereka karena sering bertemu tamu asing tapi itu juga nggak bisa dijadikan satu alasan," tutupnya.

Hide Ads