Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU Pera) Basuki Hadimuljono menuturkan, sedimentasi tersebut mengancam sekitar 30.000 lahan pertanian. Lahan tersebut mengadalkan air dari Waduk Gajah Mungkur saat musim kemarau.
"Bendungan ini menampung air untuk mengairi sekitar 30.000 hektar irigasi sawah," kata Basuki kepada detikFinance, Sabtu (29/11/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bila berfungsi optimal, tambah Basuki, maka waduk yang menampung air dari Sungai Bengawan Solo ini dapat meningkatkan kapasitas produksi lahan pertanian hingga dua kali masa tanam per tahun.
"Karena terjadi sedimentasi, daya tampung tanah jadi lebih sedikit. Kalau tampungannya optimal, kan air yang bisa dicadangkan untuk musim kemarau bisa lebih banyak," sebutnya.
Pelaksana Administrasi PKSDA I BBWS Bengawan Solo Ari Kusbandono menuturkan bahwa sedimentasi ini mengakibatkan air yang tersedia di waduk tidak bisa mengalir ketika musim kemarau.
"Sedimentasinya terbentuk di dekat mulut bendungan sehingga air yang di tengah waduk itu tidak mengalir. Kalau dilihat itu airnya jadi kering seperti yang terlihat di aliran," jelasnya.
(dna/hds)