Sampai 2020, Asian Agri Tambah 60 Ribu Hektar Lahan Sawit

Laporan dari Singapura

Sampai 2020, Asian Agri Tambah 60 Ribu Hektar Lahan Sawit

- detikFinance
Kamis, 04 Des 2014 12:42 WIB
Ilustrasi kelapa sawit
Singapura - Produsen kelapa sawit PT Asian Agri bakal menambah pengelolaan lahan perkebunannya. Perseroan menargetkan bisa mengelola lahan sawit hingga 220.000 hektar pada 2020.

Managing Director PT Asian Agri, Kelvin Tio, mengatakan saat ini perusahaan sudah mengelola 160.000 hektar lahan kelapa sawit. Ada yang berstatus kepemilikan perusahaan seluas 100.000 hektar‎, dan sisanya dimiliki petani.

"60.000 dari itu adalah milik petani yang kita manage sejak 1987. Itu menyumbangkan 40% dari areal yang kita kelola. Tak ada perusahaan yang memiliki tingkat persentase setinggi Asian Agri‎," katanya di acara Diskusi Royal Golden Eagle di Orchard Parade Hotel, Singapura, Kamis (4/11/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kelvin mengatakan, ‎melihat potensi pertumbuhan dan permintaan komoditas kelapa sawit di dunia terus meningkat, pihaknya melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan produktivitas. Saat ini kapasitas produksi dari perusahaan adalah 1 juta metrik ton crude palm oil (CPO).

‎Dikatakan Kelvin, Asian Agri bakal melakukan replanting atau penananam kembali di lahan seluas 8.000 hektar. Selain itu, perusahaan pun bakal membuka lahan tambahan seluas 60.000 hektar dalam 5 tahun ke depan.

‎"Kita meningkatkan lahan yang kita kelola menjadi 220.000. Strategi kita bagaimana program petani swadaya 2020 itu 60.000 hektar lagi," katanya.

Dia mengatakan, pencarian lahan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan yang mendalam. Setidaknya lahan tersebut harus tak ada persoalan deforestasi, juga bukan daerah konflik.

"Kita konsentrasi di Sumatera Utara, sudah ada 15.000 hektar. Harapan kami adalah bagaimana program petani swadaya ini jadi program plasma kami," tuturnya.

‎Dia enggan menyebut nilai investasi material yang dikeluarkan perusahaan untuk melakukan ekspansi ini. Investasi yang dikeluarkan, menurutnya berupa pelatihan para petani, pembentukan organisasi, asistensi pengelolaan kebun, termasuk potensi untuk membangun kembali pabrik pengolahan minyak sawit.

"Ada 1-2 bakal kita bangun," katanya tanpa menjelaskan lebih lanjut‎.‎

(zul/hds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads