Dalam sensus tersebut, BPS menggambarkan bisnis 3 komoditas perkebunan yaitu kelapa sawit, karet dan tebu. BPS menghitung berdasarkan luas lahan per hektar, biaya produksi dan nilai produksi. Mana yang paling menguntungkan?
"Kelapa sawit lebih menguntungkan karena memiliki persentase biaya yang dikeluarkan jauh lebih rendah dibandingkan tebu dan karet," kata Kepala BPS Suryamin saat ditemui di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (23/12/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan untuk satu hektar lahan karet per tahun dibutuhkan biaya produksi sebesar Rp 9,2 juta, nilai produksinya hanya Rp 12,97 juta/hektar/tahun.
Sedangkan untuk tebu, awal tanam hingga panen per hektar membutuhkan biaya produksi sebesar Rp 24,2 juta dengan nilai produksi Rp 31 juta.
Menurut Suryamin dibandingkan tebu dan karet, sawit jauh kompetitif dan efisien. Namun dari ketiga komoditas perkebunan tersebut, sama-sama punya struktur ongkos terbesar adalah biaya tenaga kerja.
"Kelapa sawit, karet dan tebu, biaya tenaga kerja 31% untuk sawit, 57,09% untuk karet, dan 26,21% untuk tebu," kata Suryamin.
(wij/hen)