"Kita harus segera hubungi Kepala Balai Besar dan pihak Kementerian Pekerjaan Umum untuk segera melakukan pengerukan sungai. Ini tendernya tolong dipercepat. Paling lambat Februari," kata Amran saat blusukan ke Irigasi Cisata, Desa Kondang Jaya, Pandeglang, Banten, Rabu (14/1/2015).
Menurut Amran, saluran irigasi Sungai Cipatuk yang rusak dan mengalami pendangkalan membuat lahan sawah seluas 8.500 hektar di Pandeglang terendam banjir, akibatnya produksi padi terganggu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amran mengungkapkan, masalah irigasi ini menjadi permasalahan yang berlarut-larut. Menurutnya, sudah lebih dari 20 tahun saluran irigasi tidak dipelihara sehingga menyebabkan 53% lahan sawah mengalami kerusakan secara nasional.
"Harus diselesaikan, irigasi ini kunci meningkatkan produksi, irigasi yang paling tinggi daya ungkitnya. Ini yang terkena dampaknya, 3 desa 1.500 sawah yang terkena dampak," ucapnya.
Amran menyebutkan, pemerintah menganggarkan dana sebesar Rp 2 triliun untuk perbaikan irigasi di seluruh Indonesia. Khusus wilayah Banten, diberi kucuran Rp 24 miliar untuk luas lahan 24.700 hektar. "Anggarannya Rp 24 miliar untuk pengembangan dan perbaikan jaringan irigasi," sebut Amran.
Selain mengeruk sungai, Amran meminta, Kementerian PU juga diharapkan bisa segera membuat tanggul untuk antisipasi banjir.
"Ini kesempatan kita untuk memperbaiki. Ciujung ingin dibuat tanggul 11 km. Support ke Menteri PU jangan sampai batal, anggarannya Rp 96 miliar untuk tanggul di Ciujung yang suka banjir ke tol. Banyak kewenangan pusat yang bermasalah," jelasnya.
Dengan berbagai perbaikan tersebut, Amran meminta kepada pemerintah daerah Banten untuk bisa meningkatkan produksi sedikitnya 20%, setelah ada perbaikan infrastruktur. "Saya minta nanti produksi naik ya 20%," kata Amran.
(drk/hen)