Salah seorang pengrajin patung batu andesit Ahmad Dondi mengatakan, saat ini peminat buah kerajinannya kian menurun. Pria kelahiran 41 tahun silam ini mengaku hanya menerima pesanan 3 bulan sekali dari seorang pedagang patung asal Jerman. Itu pun jumlahnya tak seberapa, yakni hanya 5-8 buah.
"Saya hanya mengandalkan pesanan dari orang Jerman itu, dan saya kerjakan 3 minggu sudah selesai. Jadi 2 bulan lebih hanya menunggu pembayaran dan pesanan lagi," kata Dondi saat ditemui detikFinance, Selasa (24/2/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Patung model Hakim Bao setinggi 70 cm misalnya, dia hargai Rp 500.000. Patung dengan model yang sama setinggi 1,5 meter dia jual Rp 2 juta. Sedangkan patung dengan bentuk yang lebih rumit, dia hargai lebih mahal.
Seperti patung Ganesha yang sedang dia pahat. Meski berukuran kecil 60 centimeter, patung manusia berkepala gajah ini dia hargai Rp 1,7 juta.
"Kalau patung ukuran 1,5 meter, untuk beli batunya Rp 300.000, gaji pemahat Rp 300.000. Keuntungan bersih sekitar Rp 1,4 juta. Namun, nyatanya saya kesulitan untuk makan, karena pesanan yang tidak menentu dan lamanya pembayaran," ungkap pengrajin yang sudah 28 tahun menggeluti usaha patung batu ini.
Dondi mengaku, keuntungan yang dia dapatkan habis untuk biaya hidup selama menganggur menunggu pesanan. Sulitnya memasarkan buah tangannya itu membuat usahanya kembang kempis. Kondisi ini diperparah dengan hadirnya pengusaha patung cor semen.
Meski terbuat dari campuran pasir dan semen, secara kasat mata patung cor ini memiliki bentuk yang mirip dengan patung batu. Proses pengerjaan yang lebih cepat dan harga yang lebih murah membuat patung cor lebih diminati pembeli. Kondisi ini membuat patung batu semakin ditinggalkan.
"Adanya industri patung cor semen membuat kita sangat tersaingi, tidak ada lagi orang asing yang beli patung batu. Kalau dulu pembeli datang dari Amerika, Belanda, Singapura, Jerman, dan Jepang. Kalau pembeli lokal dari Surabaya, Yogyakarta, dan Jakarta. Sekarang sepi," ucapnya.
Pemandangan berbeda terlihat di home industri patung cor semen milik Wiyono di Dusun Jati Sumber. Ratusan patung siap jual dengan berbagai model tertata rapi di dalam gudang. Sekilas patung-patung ini menyerupai patung pahatan berbahan batu andesit.
Salah satu karyawan industri patung cor Mas'ud mengatakan, dalam seminggu pesanan yang datang mencapai 300 buah. Pesanan tersebut datang dari Prancis, Korea, Jerman, sampai Nigeria.
"Harga patung kami lebih murah dibandingkan patung batu. Ukuran paling kecil 20 cm harganya Rp 50.000, paling besar setinggi 2 meter harganya Rp 2 juta," jelasnya.
Selain harga yang lebih terjangkau, lanjut Mas'ud, proses pembuatan patung cor ini jauh lebih cepat dibandingkan patung batu. Patung setinggi 2 meter hanya membutuhkan waktu pengerjaan 3 hari. Itu pun dalam sehari para pekerja mampu mengecor lusinan patung.
"Kalau ukuran kecil, sehari sudah selesai dan siap jual," ujarnya.
(hds/hds)