Hal tersebut seperti disampaikan Pemilik Perusahaan Peternakan Sapi PT Citra Agro Buana Semesta, Yudi Guntara Noor, dalam seminar Outlook Peternakan Indonesia 2015, yang diselenggarakan oleh Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI), di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (25/2/2015).
"Saya mau merekrut sarjana untuk peternakan itu susah. Saya tanya, biasanya sarjana nggak mau tidur di kandang. Padahal budidaya ini butuh banyak orang di lapangan," tutur dia menceritakan pengalamannya pada kesempatan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibatnya, akselerasi produksi pun sulit dicapai dengan cepat, meskipun indikator-indikator produksi telah dipenuhi.
"Jadi memang di budidaya peternakan, kompleksitasnya lebih ke human (manusia). Kalau parameter kualitas itu bisa diatur, berapa temperatur kandang, berapa pakan yang harus diberikan, itu indikatornya bisa dipantau. Tapi mengelola semangat manusianya memang menghadapi kendala," tutur dia.
Padahal, ISPI mencatat, sedikitnya ada 25.000 sarjana lulusan bidang studi peternakan yang ada di Indonesia. Sayang tak banyak yang terlibat langsung dalam kegiatan peternakan.
"Nggak banyak-banyak amat (sarjana peternakan yang jadi peternak), mungkin 10%-an. Kebanyakam di birokrasi, pegawai pemerintah, akademisi, peneliti, dan pegawai swasta. Memang ini PR (pekerjaan rumah) kita untuk dorong menjadi pelaku pengusaha (bidang pertanian)," terang Ketua Umum ISPI Ali Agus ditemui terpisah.
(dna/dnl)