Dirjen Bea Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Agung Kuswandono mengungkapkan untuk membakar pakaian bekas impor cukup sulit dan butuh biaya mahal. Ia berharap Kementerian Perdagangan (Kemendang) melalui Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel bisa membantu proses pemusnahan pakaian bekas impor.
"Nanti makanya Pak Menteri kita ajak untuk menyelesaikan ini bagaimana. Karena ini ball press kalau kita musnahkan harus ada biaya dan tidak murah. Pokoknya mahal lah," keluh Agung saat ditemui di sela-sela acara World Customs Organization (WCO) di Hotel Harris Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (16/03/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ingin ajak beliau ke Tanjung Balai menunjukan penangkapan Bea Cukai itu banyak sekali. Di Tanjung Balai Karimun, di Sulawesi ada. Ini pakaian bekas. Banyak bal-balan dari dulu. Satu kapal itu bisa satu gudang. Terus ada tangkapan baru," paparnya.
Agung mengungkapkan seluruh tangkapan pakaian bekas impor di Tanjung Balai Karimun berasal dari Malaysia tepatnya dari Port Klang.
"Ini selundupan dari Malaysia yang masuk ke daerah perbatasan. Tergantung Pak Mendag nanti, makanya kita tunjukan dulu tangkapan Bea Cukai sebesar ini, mau diapakan ini," jawab Agung.
Menurut data Ditjen Bea Cukai, Kementerian Keuangan di tahun 2013 Bea Cukai berhasil menggalkan 6 kali upaya penyelundupan di Kanwil Khusus Kepulauan Riau dengan jumlah karung 9.675 ball press. Sedangkan di tahun 2014 dengan tempat yang sama, Bea Cukai berhasil menggagalkan 12 tangkapan sebanyak 7.486 karung.
(wij/hen)