Komisaris Utama Antaredja, Wibisono mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan kesiapan keuangan perusahaan, sehingga proyek ini tidak mangkrak. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memang tidak mau proyek ini mangkrak seperti monorel. Antaredja telah melakukan perjanjian dengan investor Singapura.
"Melaporkan ke Wagub, atas pemintaan Wagub 3 minggu lalu, untuk sektor swasta harus diperkuat khususnya investor swasta, dilihat dari segi finansial, teknologi, dan pembangunannya nanti jadi tidak mangkrak," jelas Wibisono usai bertemu Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat di Balai Kota, Jakarta, Selasa (31/3/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terowongan yang disebut sebagai Jakarta Integrity Tunnel (JIT) ini akan menggunakan teknologi tinggi. Karena itu, Antaredja menggandeng perusahaan yang berpengalaman membuat terowongan.
Teknologi bor untuk membuat terowongan ini, kata Wibisono, baru dibuat oleh 3 negara, yaitu Jerman, China, dan Prancis. Sementara negara di Asia Tenggara belum memiliki teknologi tersebut.
"Nilai investasi Rp 29 triliun. Tahun ini berharap sudah groundbreaking," kata Wibisono.
Bila jadi, terowongan ini mampu menampung 60% debit luapan air di Sungai Ciliwung sehingga mengurangi banjir. Dana pembangunan terowongan ini tidak menggunakan APBD sama sekali.
JIT ini rencananya menghubungkan Ulujami-Tanah Abang untuk menampung air dari Kali Pesanggarahan serta Manggarai-Pasar Minggu menampung air Kali Ciliwung masing-masing dua lajur sepanjang 12 km. Kedalamannya sekitar 5 meter hingga 15 meter dari permukaan tanah dengan diameter 11 meter.
(dnl/hen)











































