Fasilitas e-kiosk dikembangkan untuk memberi kemudahan bagi pengguna jasa kereta agar tidak perlu antre panjang di loket untuk pemesanan atau pembelian tiket kereta.
"Inti dari semua, mempermudah dan mempercepat pembelian tiket kereta tanpa antre," kata Direktur Utama KAI Edi Sukmoro saat peluncuran E-Kiosk di Stasiun Gambir, Senin (13/4/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencananya di masa mendatang, fasilitas layanan ATM tiket ini akan diperluas pada stasiun besar di Pulau Jawa seperti Bekasi hingga Bandung. KAI juga akan memasang penjualan tiket otomatis ini pada pusat keramaian seperti mal.
"Ini bukan hanya di stasiun tapi juga di mal. Penumpang bisa berlibur sambil cari tiket dan tahu tempat duduknya di mana," jelasnya.
Di tempat yang sama, Direktur Utama Finnet Niam Dzikri menjelaskan pihaknya telah melakukan berbagai penyempurnaan pada sistem dan operasional e-kiosk yang ada di Stasiun Senen.
Hasil evaluasi, mesin ATM tiket kerap menolak pembayaran uang tunai dengan kondisi lembaran uang yang terlipat hingga rusak. Mesin ATM ini bisa menerima uang pecahan Rp 2.000 sampai Rp 100.000.
"Para calon pembeli tiket perlu edukasi terutama siapkan uang sebelum transaksi. Jadi sebelum datang ke e-kiosk. Calon penumpang rencanakan dengan baik tujuan secara spesifik. Kedua sebelum melakukan transaksi, siapkan uangnya. Pilih uang yang dalam kondisi rapi," jelasnya.
Pada mesin ATM tiket ini, pengguna kereta juga bisa menggunakan e-money, uang tunai hingga kartu debet dengan member ALTO. Setiap transaksi, penumpang bisa memesan untuk 4 tiket sekaligus.
Penumpang bisa memilih rute hingga tempat duduk secara bebas. Jika transaksi berhasil, penumpang memperoleh struk tanda bukti pembayaran. Selanjutnya penumpang bisa mencetak tiket dengan memasukkan kode pembayaran pada fasilitas Cetak Mesin Mandiri (CTM) yang ada di setiap stasiun.
(feb/hen)