Hal itu tertuang dalam dokumen hasil Rapat Pembahasan Akhir Studi Kelayakan Proyek Kereta Api Cepat (High Speed Railway) Tahap I Jakarta-Bandung yang dimuat dalam situs resmi Direktorat Jenderal Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas yang dikutip detikFinance, Selasa (28/4/2015).
"Pemilihan rute Jakarta-Bandung dipertanyakan. Pembangunan kereta api cepat diharapkan mendukung pembangunan Bandara Kertajati (di Majalengka, Jawa Barat) yang merupakan prioritas pemerintah, sehingga seharusnya yang ditetapkan ke Cirebon tidak perlu ke Bandung," demikian bunyi salah satu poin dokumen hasil rapat tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini tidak hanya investor dari Jepang (JICA) yang ingin berinvestasi dalam proyek pembangunan kereta cepat, ada juga negara lain yang sedang bernegosiasi," demikian bunyinya.
Seperti diketahui, dua raksasa Asia, yakni Jepang dan China, sama-sama mengincar proyek kereta cepat di Pulau Jawa, yang rencananya menghubungkan Jakarta-Surabayam termasuk Jakarta-Bandung.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Andrinof Chaniago mengatakan Kedua negara ini memiliki peluang yang sama. Saat ini, pemerintah akan mempelajari nilai ekonomi dan investasi yang ditawarkan China dan Jepang.
(dna/hen)