Dari Pengusaha Hingga Rektor Menjajal KRI Banda Aceh

Dari Pengusaha Hingga Rektor Menjajal KRI Banda Aceh

- detikFinance
Senin, 04 Mei 2015 09:32 WIB
Jakarta -

Pagi ini ada yang tidak biasa dari operasional Kapal Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh 953. Sebanyak 300 orang dari berbagai golongan mulai dari pejabat negara, pengusaha, mahasiswa, rektor hingga pengamat kumpul di dalam KRI Banda Aceh.

Hari ini, TNI AL menyelenggaran hari jadi ke 54 Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) dengan menggelar seminar nasional kemaritiman dengan mengangkat tema Mewujudkan Integrasi Ekonomi dan Pertahanan Maritim guna Membangun Indonesia Menjadi Poros Maritim Dunia. Acara ini dikemas dengan Konsep Joy Sailing di Perairan Teluk Jakarta dengan menaiki KRI Banda Aceh.

"KRI Banda Aceh 953 ini adalah SAR (Search and Resque) yang paling aktif di dalam pencarian pesawat Air Asia kemarin. Hampir 30 hari terapung di Laut Jawa," ungkap Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Widodo saat memperkenalkan KRI Banda Aceh 953 kepada 300 peserta, Senin (5/05/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hadir dalam acara Panglima Komando Lintas Laut Militer Laksamana Muda TNI Aan Kurnia, Dirjen Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Bobby R Mamahit, Rektor Universitas Paramadina Firmanzah, serta pakar kemaratiman Conie Rahakundini. Juga hadir para pejabat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) serta pejabat PT Pelindo II.

Menurut data manifest kapal KRI Banda Aceh 953 berjenis kapal Landing Platform Dock (LPD) buatan PT PAL dengan pengawasan tenaga ahli dan peralatan dari Dae Sun Shipbuilding, Korea Selatan.

KRI Banda Aceh mampu menampung lima helikopter, tiga helikopter di dek, dan dua helikopter di dalam hanggar. Kapal ini juga dirancang mengangkut 22 tank, 560 pasukan, 126 awak. Kapal itu juga dpat mengangkut kombinasi 20 truk dan 13 tank. Selain berfungsi untuk memobilisasi pasukan, kapal sepanjang 125 meter x 22 meter ini juga dapat digunakan untuk fungsi operasi militer selain perang (OMSP), seperti membawa logistik ke daerah bencana alam.

Kapal ini juga dapat berfungsi sebagai pengangkut kapal pendarat pasukan, operasi amfibi, pengangkut tank, pengangkut personel, juga untuk operasi kemanusiaan dan penanggulangan bencana serta pengangkut helikopter.

Kapal seberat 7.300 ton itu dapat melaju maksimal hingga 15,4 knot dan mampu mengangkut sekitar 300 personel, 13 unit tank, dua unit Landing Craft Vehicles. Sebagai kapal perang, KRI Banda Aceh dipersenjatai dengan satu unit kaliber 57 mm dan dua unit kaliber 40 mm.

Selama acara, kapal yang memiliki tempat sandar di Dermaga Tanjung Priok tersebut ‎dimodifikasi dengan didirikan panggung seminar kecil di geladak kapal. Berbagai macam bendera dari banyak negara ditempelkan sebagai simbol bila wilayah laut di dunia cukup luas dan membentang hampir di seluruh dunia.

(wij/ang)

Hide Ads