Saat ini, biasanya truk-truk pengangkut barang dari Lampung ke Surabaya menggunakan jalur pelabuhan Bakauheni ke Pelabuhan Merak, dan menggunakan jalur darat menuju Surabaya melalui Pantura atau sebaliknya dari Surabaya menuju Lampung. Menurut Jonan pola transportasi tersebut memakan waktu yang lama.
Jonan mengatakan, dengan adanya โkapal dari Pelabuhan Panjang langsung menuju Surabaya ini, waktu dan biaya logistik akan dihemat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jonan mengatakan, kendaraan truk yang mengangkut barang biasanya menggunakan jalur darat pantai utara (pantura). Menurutnya, secara efektivitas logistik, pola transportasi seperti itu kurang efisien, dan memakan waktu hingga 100 jam.
"Saya yakin transportasi yang paling efisien itu menggunakan perairan. Ini (kapal tol laut) perjalannya kira-kira kurang dari 2 hari, 39 jam. Kalau menggunakan truk itu dari Lampung ke Surabaya (lewat Bakauheni) itu 90-100 jam, jadi kompetisi waktu. Persaingan waktu, kalau waktunya lebih pendek, inventori atau barang yang dibawa akan harganya akan menjadi turun," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Atosim Lampung Pelayaran (ALP) Ryan Bernandus mengatakan hal senada. Menurutnya, dengan moda transportasi dari kapal 'tol laut' ini, transportasi akan lebih ekonomis.
"Ini saya pikir lebih ekonomis. Yang kita tawarkan moda kemudahan, tidak perlu pindah-pindah, tak perlu nenteng barang keluar, kapal ini berangkat ke tempat tujuan mereka tinggal unloading," kata Ryan.
Ia juga menambahkan, bulan Juni nanti, pihaknya bakal menambah armada kapal RoRo sejenis sebesar 12.000 gross ton (GT), kapal yang beroperasi malam ini sebesar 15.000 GT. Dengan ini, maka lalu lintas dan frekuensi pelayaran kapal dari Pelabuhan Panjang ke Tanjung Perak dan sebaliknya akan lebih banyak. Saat ini, dengan 1 kapal, hanya bisa terlayani 3 kali pelayaran dalam sepekan yaitu Panjang-Surabaya, Surabaya-Panjang, dan Panjang-Surabaya.
"Kapalnya kapasitasnya lebih kecil sedikit, buatan Jepang juga harganya lebih dari Rp 100 miliar," tutupnya.
(zul/hen)