Waduk Jatibarang di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, Jawa Tengah resmi difungsikan kemarin (11/5/2015). Waduk yang dibangun sejak Oktober 2009 ini berfungsi sebagai pengendali banjir Kota Semarang, Jawa Tengah hingga 100 tahun ke depan dan menghasilkan listrik.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mudjiadi menjelaskan ide membangun bendungan/waduk Jatibarang berawal karena adanya banjir di Kota Semarang pada 1973, 1988, 1990, dan 1993 yang sempat menimbukan korban jiwa. Kemudian pada 1992-1993 masterplan pembuatan waduk serba guna yang dialiri air dari Kali Kreo itu terbentuk.
Beroperasinya Waduk Jatibarang, maka banjir yang menjadi langganan Kota Semarang diharapkan dapat teratasi. Sebab sistem drainase waduk Jatibarang dirancang akan mampu menyerap air hingga sebanyak 270 m2 per detik. Bahkan sangat diyakini waduk Jatibarang akan mampu menjadi pengendali banjir di Kota Lumpia selama 100 tahun ke depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko berharap pengelolaan waduk Jatibarang bisa memperhatikan aspek lingkungan. Pasalnya, lokasinya yang berada sangat dekat dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPS) Jatibarang harus memperhatikan tingkat rasio debit air agar terjaga.
"Sekarang belum bermasalah, tapi perlu diantisipasi. Rasio debit air harus terjaga, penghijauan di kawasan hulu juga terjaga. Kalau bisa lestari, waduknya bisa awet," kata Heru.
Waduk Jatibarang dibangun dengan biaya Rp 655 miliar dari pembiayaan Japan International Cooperation Agency (JICA) yang dimulai sejak 15 Oktober 2009 lalu. Proses pembangunanya selesai pada 5 Mei 2014 dan pada 8 Januari 2015, air di bendungan telah teraliri secara penuh.
(hen/rrd)