Batu bernama red rafflesia ini berasal dari Kabupaten Kepahiang, Bengkulu. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kepahiang Bengkulu, Syartoni, perubahan warna dari batu berukuran sebesar biji salak ini tergantung dari pencahayaan.
"Keunikan dari red rafflesia ini bisa berganti warna, bisa tiga sampai empat warna, tergantung dari intensitas pencahayaan matahari," katanya kepada detikFinance ditemui di Kemayoran, Jakarta, Jumat (15/5/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, ekonomi Kabupaten Kepahiang ini terbantu oleh demam batu akik. Banyak wisatawan yang sengaja datang ke kabupaten ini khusus mencari batu akik.
"Memang batu akik ini mendorong ekonomi kita cukup besar. Bengkulu memang punya potensi batu akik yang besar karena letaknya di Bukit Barisan," ujarnya.
Dalam pagelaran di Kemayoran ini, Kabupaten Kepahiang membuka stand penjualan batu akik dengan harga mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 60 juta.
Kegiatan ini, berlangsung di Hall D1, JI-Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat. Selain pameran, juga ada seminar yang temannya 'Seizing The Opportunity of Government Investment Cooperation 2015-2019.
Acara berlangsung 13-15 Mei 2015, membahas peluang investasi di daerah seperti sektor infrastruktur, pariwisata, perkebunan, perikanan, energi, pertambangan.
(ang/hen)