Wah, Ini Nanas Raksasa Asal Jambi Seharga Rp 25.000

Wah, Ini Nanas Raksasa Asal Jambi Seharga Rp 25.000

- detikFinance
Sabtu, 16 Mei 2015 13:18 WIB
Jakarta - Dalam pameran produk dan teknologi pertanian yang diadakan oleh Kementerian Pertanian, ada nanas raksasa yang dipamerkan oleh kelompok tani dari kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi.

Nanas ini disebut-sebut sebagai varietas terbesar di Indonesia, bahkan mungkin di dunia. Buah ini memiliki diameter 25 cm dan panjang 50 cm. Berat rata-ratanya 10 kg. Nanas ini dipamerkan di Agricultural Products and Technology Expo 2015 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Sabtu (16/5/2015).

Dedi Herianto, Ketua Kelompok Tani Paripudin yang mengembangkan nanas ini mengatakan, nanas ini baru dikembangkan dan hanya bisa tumbuh besar di lahan gambut Tanjung Jabung Barat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pernah dicoba ditanam di daerah lain, namun tak bisa sebesar di tanah kami. Kami memang baru membudidayakan nanas ini, karena sebelumnya hanya ditanam di kebun dan pekarangan saja," jelas Dedi kepada detikFinance.

Kelompok tani di Desa Paribudin kecamatan Pengabuhan Kabupaten Tanjung Jabung Barat ini menyiapkan 5 hektar lahan gambut untuk budidaya nanas raksasa dengan varietas bernama 'smoke giant'.

Sejak 2009 nanas ini sudah dipatenkan varietasnya. Saat ini nanas dari lahan gambut tersebut belum panen. Namun sudah ada contoh yang dibawa untuk dipamerkan di pameran tersebut

Selain menanam, kelompok tani ini juga mulai mengembangkan industri kecil pengolahan nanas. Ada rencana akan dibuat makanan seperti dodol, selai, atau sambal. Produksinya akan dijual secara besar-besaran.

"Selama ini kan masih kecil-kecilan produksinya dan hanya dijual di pasar-pasar sebatas provinsi Jambi saja, terutama di Kuala Tungkal (ibu kota Kabupaten Tanjung Jabung Barat). Sekarang baru serius dikembangkan besar-besaran, kita mulai dari lahan 5 hektar. Sekaligus nanti pengolahanya yang masih dibicarakan," papar Dedi.

Harga nanas raksasa ini per buahnya Rp 25.000. Buah ini tumbuh di dataran rendah, dengan masa tanam 4 bulan. Saat ini nanas tersebut hanya diolah sebagai minuman jus dan rujak oleh masyarakat desa. Sementara soal rasa, memang nanas ini tidak semanis nanas yang berukuran normal.
Β 
"Tapi terus dikembangkan nanti agar manis dan layak jual, dari pemupukan, bibit, dan sebagainya. Karena dibantu juga dari dinas pertanian kabupaten. Nah memang warga desa juga mulai antusias kembangkan nanas ini," kata Dedi.

(dnl/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads