Salah satu buah yang digandrungi oleh orang asing adalah markisa asal Sulawesi Selatan. Anggata Pasar Tani Butta toa, Ubay Sudrajat, mengatakan markisa asal Bantaeng dan Jeneponto banyak diekspor ke Singapura untuk dijadikan selai dan permen.
"Sudah dua tahun kita berjalan (ekspor), dan pasarnya bagus. Kalau dulu buah markisa dijual ke pasar hanya Rp 5.000-7.000 per kg dan ada yang larinya ke tengkulak," jelasnya ketika ditemui di pameran Agricultural Products and Technology Expo 2015 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Minggu (17/5/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengolahannya oleh petani sendiri, dari mulai buah menjadi sirup. Dengan pengolahan, jelas harga markisa lebih naik dibandingkan mentah," katanya.
Ia mengatakan, di Sulawesi Selatan yaitu di Kabupaten Jeneponto dan Bantaeng, buah markisa menjadi tanaman perdu yang tidak memerlukan banyak perawatan, tapi bisa menghasilkan buah yang berguna.
"Dilempar biji saja ke tanah bisa tumbuh," ujarnya.
Ubay mengatakan, saat ini sudah lebih dari 10 industri rumah tangga di wilayahnya yang mengolah markisa menjadi sirup. Mereka menikmati keuntungan cukup besar dari menjual sirup ketimbang menjual buah ke pabrik besar.
Selama pameran berlangsung, stand Ubay meraup omzet sekitar Rp 5 juta dari penjualan sirup dan jus markisa.
(ang/ang)