"Sebelum Ramdhan sudah selesai pekerjaannya. H-7 sudah bisa dipakai, sehingga bisa membantu memecah arus lalu lintas masyarakat yang mudik," ujar Pimpinan Proyek Jalan Tol Pejagan-Pemalang Mulya Setiawan di lokasi proyek, Kamis (21/5/2015)
Pekerjaan agregat yang akan dikerjakan, hanya dilakukan pada satu ruas menuju arah timur selebar 10 meter dari total lebar tol bila sudah jadi selebar 24 meter. Artinya, hanya ruas ke arah Jawa Timur yang akan dilakukan pekerjaan agregat.
Dengan lebar tersebut, maka dapat dilalui 3 kendaraan roda empat sekligus secara berjajar. Tol 'darurat' ini akan dibuka saat musim mudik dari barat ke arah timur, sedangkan pada saat arus balik akan dibuka untuk kendaraan yang menuju arah timur ke barat.
"Ini sifatnya darurat untuk membantu memecah arus mudik. Jadi kita kerjakan agregat yang penting bisa dilewati dulu. Lebarnya sekitar 10 meter. Ini untuk mobil kecil saja, tidak untuk bus atau truk," jelas Mulya.
Pantauan detikFinance di lokasi, saat ini alat berat sedang melakukan perataan dan pengerasan struktur tanah. Tampak tanah berwarna cokelat masih mendominasi ruas tol yang memang belum jadi ini.
Saat ini jaringan tol yang sudah beroperasi penuh di pantura antara lain Tol Jakarta-Cikampek, Palimanan-Kanci, Kanci-Pejagan. Sedangkan Tol Cikampek-Palimanan sedang tahap akhirnya penyelesaian, targetnya Lebaran 2015 bisa beroperasi. Keseluruhan jaringan tol akan menyambungkan Jakarta ke Brebes.
Sedangkan untuk Pejagan-Pemalang belum resmi dioperasikan karena belum tuntas, hanya sebagai jalan darurat. Namun setidaknya bisa menyambungkan Tol hingga wilayah ke Pemalang, Jawa Tengah.
(Dana Aditiasari/Suhendra)











































