Canda JK ke Ahok Soal UPS, Banjir Jakarta, dan Sekop

Canda JK ke Ahok Soal UPS, Banjir Jakarta, dan Sekop

Dana Aditiasari - detikFinance
Rabu, 27 Mei 2015 11:22 WIB
Jakarta - Saat berpidato di acara Water Sanitation and City Forum and Exhibition 2015, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sempat menyinggung soal banjir Jakarta, dan kaitannya dengan air bersih serta sanitasi.

JK mengatakan, banjir Jakarta harus diselesaikan dengan cara memperbanyak saluran air. Karena banjir ini mempengaruhi kebersihan lingkungan serta sanitasi. JK sempat bercanda menyinggung Gubernur DKI Jakarta, Basuki T. Purnama atau Ahok, yang hadir dalam acara itu.

"Jakarta banjir itu kan kelebihan air. Salurannya harus diperbanyak, yang mampet-mampet dibersihkan. Wajibkan masyarakat rawat selokan di depan rumahnya masing-masing. Beri mereka sekop. Pak Gubernur (Ahok). Bilang nih, daripada beli UPS mendingan beli sekop untuk bersihkan selokan. Beli UPS Rp 300 miliar, kalau buat beli sekop bisa dapat Rp 1 juta. Sekop bisa digunakan untuk membersihkan selokan jadi nggak banjir bebas juga malaria," tutur JK.

"Kasih tahu saja Pak Haji Lulung. Kasih tahu saja," canda JK dalam acara yang digelar di JCC, Rabu (25/5/2015).

Dia melanjutkan, harga satu sekop paling mahal hanya Rp 40 ribu, tapi ini manjur untuk menciptakan lingkungan bersih.

"Daripada buat beli obat malaria Rp 500 ribu. Jadi lebih baik kita pelihara lingkungan, nggak banyak orang sakit. Rumah sakit nggak penuh dan dimarah-marahi orang," kata JK.

Pada pidatonya, JK juga menyuarakan soal penghematan penggunaan air kepada seluruh masyarakat. Air daur ulang di Indonesia tidak seperti di Singapura atau Jepang. Penghematan air itu penting sama seperti penghematan energi.
Β 
"Di mana sumber air yang paling baik? Salah satunya adalah penghematan. Sama dengan di negara lain, tidak boleh cuci mobil dari air pipa. Kalau mau cuci mobil pakai air galon saja lah. Jadi biar masyarakat kita bisa dapat air bersih juga daripada air untuk bikin mobil bersih," papar JK.

"Di Singapura air itu bisa dipakai 5 kali, di Jepang bisa dipakai 7 kali. Kita tidak perlu lah cukup 3 kali yang penting air di-recycling. Jangan seperti sekarang kita boros pakai air," jelas JK.

(Wahyu Daniel/Angga Aliya)

Hide Ads