Pimpinan proyek tol Mojokerto-Kertosono seksi 2 dan 3 PT Marga Harjaya Infrastruktur (MHI), Samsoel Chair mengatakan, lahan terdampak yang belum bisa dibebaskan di seksi 3 sebanyak 89 bidang atau sekitar 13% dari lahan yang dibutuhkan.
PT Marga Harjaya Infrastruktur (MHI) merupakan cicit usaha dari Astra International, yang sudah menyelesaikan seksi 1 pada Oktober lalu.
Lahan-lahan tersebut tersebar di Desa Canggu, Kecamatan Jetis dan Desa Kemantren, Kecamatan Gedeg, yang terkena jalur proyek tol seksi 3 sepanjang 5 Km.
"Lahan yang bebas dan bisa dikonstruksi di seksi 3 sekitar 3,6 Km atau 77%. Progres konstruksi sampai saat ini baru 20% dan masih terus kami kerjakan. Prinsipnya, kami mendahulukan pengerjaan lahan yang sudah bebas," kata Samsoel, Rabu, (27/5/2015).
Kondisi lebih parah terjadi di seksi 2 sepanjang 19,9 Km yang membentang antara Desa Tamping Mojo, Kecamatan Tembelang, Jombang hingga Desa Pagerluyung, Kecamatan Gedeg, Mojokerto. Menurut Samsoel, lahan terdampak yang belum bisa dibebaskan hingga kini sekitar 16,5 hektar atau 16% dari lahan yang dibutuhkan untuk seksi 2.
Lahan bermasalah itu mencapai 44 bidang di wilayah Mojokerto, dan 279 bidang yang tersebar di Kecamatan Tembelang, Peterongan, hingga Kesamben di wilayah Kabupaten Jombang. Lokasi lahan yang tersebar menghambat pengerjaan konstruksi jalan.
"Secara otomatis, setelah kelar pengerjaan fisik 48,3%, pembangunan seksi 2 mati suri. Mau bagaimana lagi, kami tidak bisa melanjutkan pekerjaan yang masih menyisakan 52%. Karena memang pembebasan lahannya belum kelar," ungkapnya.
Samsoel mengungkapkan, akibat lahan terdampak yang belum bisa dibebaskan, sejak 3 bulan ini aktivitas pembangunan di seksi 2 berhenti sementara.
Seluruh alat berat berikut tenaga kerja ditarik dari lokasi. Kini pekerjaan konstruksi dialihkan ke seksi 3 yang dikerjakan sub kontraktor PT MHI, yakni PT Ridlatama Bahtera Construction (RBC).
Namun demikian, lantaran banyaknya lahan terdampak yang belum bebas, Samsoel pesimis bisa merampungkan pembangunan di seksi 2 dan 3 akhir 2015 mendatang. "Penyelesaian seksi 2 di tahun ini butuh keajaiban. Kalau seksi 3 masih ada harapan. Apabila Juni-Juli nanti lahan belum bebas 100%, maka Desember dipastikan konstruksi tak akan selesai," tandasnya.
Pihaknya berharap, pemerintah melalui panitia pengadaan tanah (P2T) mengebut pembebasan lahan. "Kalau pembebasan lahan sudah kelar, proyek bisa kita lanjutkan lagi. Karena itu, kami belum berani memasang target lagi. Karena masih menunggu proses pembebasan lahan selesai," pungkasnya.
Secara keseluruhan, proyek Tol Mojokerto-Kertosono dibangun sepanjang 40,5 Km melintasi Kabupaten Mojokerto dan Jombang. Bagian dari proyek tol trans jawa ini dikerjakan oleh PT MHI selaku pemegang hak konsesi dengan nilai investasi mencapai Rp 3,48 Triliun. Ruas yang sudah bisa dilalui hanya seksi 1 dari Bandar Kedungmulyo hingga Kecamatan Tembelang, Jombang, diresmikan pada 13 Oktober 2014.
Seksi 1 sepanjang 14,7 Km, mulai dibangun 9 Juli 2010 utau butuh 4 tahun karena pembangunan konstruksi harus dilakukan paralel dengan pembebasan lahan. Ruas tol seksi 1 ini menelan biaya sekitar Rp 1,4 triliun.
Sementara seksi 2 ruas tol Mojokerto-Kertosono sepanjang 19,9 Km mulai Desa Tampingmojo Kecamatan Tembelang-Desa Pagerluyung Kecamatan Gedeg. Seksi 3 sepanjang 5 Km dari Desa Kemantren-Desa Canggu Kabupaten Mojokerto. Sedangkan seksi 4 sepanjang 0,9 Km dari Desa Brodot-Desa Gondang Manis, Kabupaten Jombang.
https://finance.detik.com/read/2014/10/13/200745/2717662/4/butuh-4-tahun-lebih-untuk-bangun-tol-sepanjang-147-km-milik-astra-di-jatim
(Suhendra/Suhendra)