Cerita Awal Bangkrutnya Yunani Karena Terlilit Utang

Cerita Awal Bangkrutnya Yunani Karena Terlilit Utang

Wahyu Daniel - detikFinance
Senin, 06 Jul 2015 15:07 WIB
Jakarta -

Kemarin, pemerintah Yunani lewat referendum rakyatnya, menolak syarat utang baru yang ditawarkan oleh Eropa dan International Monetary Fund (IMF). Yunani telah bangkrut karena gagal membayar utang sekitar Rp 22 triliun ke IMF pada 30 Juni 2015 lalu.

Bertahun-tahun, Yunani telah hidup dalam resesi dan pengetatan anggaran. Namun lewat pemerintah baru pimpinan Perdana Menteri Alexis Tsipras ingin menghentikan penghematan yang diminta oleh kreditur utangnya.

Setelah menolak syarat utang, tentunya Yunani tidak akan mendapatkan dana segar dari Eropa dan IMF. Bila kondisi ini terus berlangsung, Yunani akan makin terpuruk. Perbankan akan mulai kehabisan uang, para pensiunan tidak mendapatkan uang, dan tingkat pengangguran yang kini mencapai 25% akan makin parah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut seputar kisah awal Yunani menjadi bangkrut dan yang akan terjadi setelahnya, seperti dilansir dari CNN, Senin (6/7/2015).

Apa yang jadi akar masalah Yunani?
Jawabannya jelas soal utang. Yunani sudah kebanyakan utang. Padahal, Yunani bukanlah negara besar, karena jumlah penduduknya hanya sekitar 11 juta orang, ini bahkan lebih rendah dari penduduk di Jawa Barat yang mencapai sekitar 46 juta orang. Sekitar 16% perekonomian Yunani bergantung pada sektor pariwisata.

Saking banyaknya utang Yunani, para investor menghentikan pembelian surat utang yang diterbitkan pemerintah negeri para dewa ini.

Seperti diketahui, semua negara yang sehat, mencari utang dengan menjual surat utang atau obligasi ke investor. Utang ini ditarik untuk membuat negaranya menjadi kuat, dengan menggunakan utang untuk membangun transportasi, infrastruktur, serta pendidikan yang lebih baik. Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu negara dengan utang terbanyak, namun negara ini ekonominya berskala besar, dan bisa membayar utang-utangnya.

Sebuah negara masuk ke dalam masalah bila berutang jauh lebih besar dari ukuran ekonominya. Ini yang terjadi dengan Yunani.

Sejak kapan krisis utang Yunani dimulai?
Menjadi perdebatan sampai sekarang, ke mana larinya utang-utang yang didapatkan Yunani. Seperti banyak negara di Eropa, Yunani tidak berada dalam krisis utang hingga krisis ekonomi dunia menghantam di 2007/2008 lalu, kriris ini menular ke seluruh dunia.

Saat kondisi ekonomi memburuk, pemerintah di banyak negara menggelontorkan banyak uang untuk menggerakkan perekonomian. Kebijakan ini untuk mengisi uang ke kantor masyarakat, dan membayar uang jaminan sosial untuk masyarakat yang rawan masuk katagori miskin. Namun juga membuat utang pemerintah bengkak.

Banyak negara masih bisa selamat dan tidak tenggelam. Sebagian negara di Eropa hampir tenggelam dalam krisis, tapi Yunani yang terparah.

Kapan suntikan penyelamatan pertama Yunani?
Pada 2010, para pemimpin di Eropa, bersama dengan International Monetary Fund (IMF), memberikan ratusan miliar euro kepada Yunani, dan beberapa negara lain agar bisa membayar utang-utang yang jatuh tempo.

Tapi suntikan dana yang diberikan Eropa dan IMF dengan syarat. Negara yang krisis dapat dana segar, dan ini ditukar dengan pemangkasan anggaran dan membuat ekonominya lebih efisien.

Yunani juga dipaksa untuk memangkas gaji para PNS, menaikkan pajak, membekukan anggaran pensiun baru, dan melarang pensiun dini. Banyak pengamat ekonomi memperingatkan, penghematan ini membuat Yunani makin terpuruk, sementara yang lain mengatakan Yunani tidak memiliki pilihan.

Memang Yunani berhasil mengurangi jumlah utangnya, namun negara ini tidak bisa menyicil suntikan dana dari Eropa dan IMF dan juga belum mereformasi ekonominya seperti negara lain. Penghematan angagran membuat ekonomi negara ini menderita.

Januari lalu, pemilu telah memenangkan partai Syriza yang berjanji menghentikan penghematan anggaran. Syriza yang dipimpin Alexis Tsipras, terpilih menjadi Perdana Menteri.

Tsipras saat itu tahu, utang jatuh tempo akan datang segera, namun Yunani tidak memiliki uang untuk membayarnya. Tsipras perlu melakukan negosiasi dengan Eropa untuk membayar utangnya lewat utang baru.

Namun Tsipras mengambil jalan keras, dia mau mendapatkan utang dan pelepasan syarat penghematan anggaran. Ini merupakan gertakan yang berisiko. Para kreditur bergeming, dan pekan lalu atau tepatnya 30 Juni 2015, Yunani gagal membayar utangnya ke IMF. Yunani merupakan negara maju pertama yang gagal membayar utang.

Apa pilihan Yunani sekarang?
Tidan banyak pilihan Yunani. Utang negara ini masih besar, dan ekonominya makin parah tiap tahun. Perbankan di negara ini hampir kehabisan uang.

Karena Yunani menggunakan mata uang euro, bersama dengan 19 negara lainnya, maka Yunani tidak pusing memikirkan nilai mata uangnya. Bila Yunani berani meninggalkan euro dan beralih ke mata uang lamanya, yaitu drachma, maka akan terjadi devaluasi. Artinya, nilai uang akan makin rendah.

Apa yang terjadi selanjutnya?
Tidak ada yang baik. Hasil referendum yang menolak syarat utang baru, membuat Yunani terancam 'ditendang' dari daftar negara pengguna mata uang euro atau eurozone. Yunani bisa kembali menggunakan drachma.

Bila ini dilakukan, maka nilai uang masyarakat bakal turun. Harga-harga bakal naik seketika, dan biaya hidup jadi makin mahal. Sementara utang masih banyak dan tidak ada uang untuk membayar. Ekonomi pun akan porak poranda.

(dnl/ang)

Hide Ads