Kurangi Impor Sapi, Ini Langkah Kementan

Kurangi Impor Sapi, Ini Langkah Kementan

Lani Pujiastuti - detikFinance
Senin, 13 Jul 2015 21:08 WIB
Kurangi Impor Sapi, Ini Langkah Kementan
Jakarta - Pemerintah menyiapkan beberapa program untuk mempercepat capaian target swasembada daging sapi pada 2019. Saat ini 20% kebutuhan sapi masih diimpor dari Australia.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) mencanangkan 211 Sentra Peternakan Rakyat (SPR) mampu memberdayakan ribuan petani beserta ternaknya dalam satu kawasan.

"Kami ingin berupaya tekan impor dengan memberdayakan peternak lewat Sentra Peternakan Rakyat," ujar Direktur Jenderal PKH Kementerian Pertanian Muladno di kantor Kementan Senin (13/7/2015)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan, hingga saat ini sudah terbentuk 11 SPR di Indonesia. Kawasan yang akan menjadi sentra disyaratkan terdapat minimal 500 orang peternak sapi, mencakup sapi perah maupun sapi potong.

"Setiap sentra minimal terdapat 500 orang peternak dengan jumlah sapi tidak kurang dari 1.000 ekor," jelas Muladno.

Program tersebut nantinya meliputi sebuah kawasan dan dibuat organisasi yang beranggotakan para peternak sapi termasuk ada Dewan Pengurus Peternakan.

"Kami ingin buat manajemen peternakan rakyat yang bagus. Peternak diajari budidaya yang benar sampai soal manajemen pemasaran yang canggih," tuturnya.

Mulando mengharapkan para peternak punya ilmu mulai dari beternak hingga teknik pemasaran yang mumpuni. "SPR ini seperti tempat sekolah sekaligus organisasi bagi peternak rakyat," tambah Muladno.

SPR juga dicanangkan untuk membenahi rantai distribusi pemasaran sapi yang selama ini dinilai Muladno belum tertata. "Nantinya diharapkan sapi bisa dibuat satu harga berdasarkan bobot sapi. Beli sapi cukup kontak manajer. Beli sapi ngga seekor-seekor, tapi sekaligus satu truk dan peternaknya ngga perlu ikut," jelasnya.

"Ada dewan pengurus peternakan dan 76 asosiasi akan kami atur supaya lebih tertata dan jumlahnya tidak sebanyak saat ini," katanya.

Selain itu, disiapkan program integrasi antara sapi dengan sawit. Yaitu menggabungkan antara peternakan dengan perkebunan sawit.

Juga ada uji coba angkutan kapal ternak dari kementerian perhubungan untuk angkut ternak dari sentra sapi di NTB, NTT ke Jawa da daerah lain.

"Sapi mestinya tetap gemuk selama berhari-hari di laut, selama ini malah makin kurus begitu sampai di Jawa," ujar Fauzi.

Kementan mencatat realisasi impor sapi bakalan (belum digemukan) selama Januari-Juni 2015 mencapai 298.861 ekor. Realisasi ini setara 40% dari realisasi impor sapi bakalan di 2014.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag) sepanjang tahun 2013 ada impor sebanyak 409.137 ekor sapi. Pada 2012 sempat ada pemangkasan kuota impor sapi bakalan dari 400.000 ekor menjadi 283.000 ekor.

(hen/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads