AS dan Jepang Utangnya Besar Tapi Tidak Bangkrut, Ini Penjelasannya

AS dan Jepang Utangnya Besar Tapi Tidak Bangkrut, Ini Penjelasannya

Dewi Rachmat Kusuma - detikFinance
Rabu, 15 Jul 2015 07:15 WIB
Jakarta - Yunani dinyatakan bangkrut pada 30 Juni 2015 karena tidak bisa membayar utangnya sebesar 1,54 miliar euro atau sekitar Rp 22 triliun kepada International Monetary Fund (IMF).

Negeri dewa-dewi telah lama hidup bergantung kepada utang. Dan terakhir, negara ini juga akan mendapatkan utang baru US$ 96 miliar atau Rp 1.250 triliun untuk memulihkan ekonominya dalam 3 tahun ke depan.

Setiap negara wajar adanya jika memiliki utang, namun besaran utang harus disesuaikan dengan kemampuan ekonominya, atau nilai pendapatan domestik bruto (PDB) sebagai tolak ukurnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yunani masuk ke dalam negara yang utangnya lebih besari dari PDB atau nilai ekonominya, artinya sudah lebih besar pasak daripada tiang. Rasio utang Yunan adalah 175,1% dari PDB.

Namun ada juga negara yang utangnya lebih besar daripada PDB, namun ekonominya masuk katagori negara maju. Sebut saja Amerika Serikat (AS) dan Jepang.

AS dan Jepang sama-sama punya utang menggunung. Namun, ekonomi AS dan Jepang tetap berjalan dengan baik, bahkan mereka merupakan negara maju yang cukup berpengaruh. Kok bisa?

"Karena Jepang utangnya ke rakyat sendiri, bukan ke luar negeri," kata Ekonom UGM, Tony Prasetiantono, kepada detikFinance, Rabu (15/7/2015).

Sementara AS, kata Tony, kepercayaan pasar keuangan dunia terhadap pemerintahannya sangat tinggi. Hampir semua orang di dunia ini yakin, negaranya tidak akan bangkrut.

Hal tersebut didorong kualitas sumber daya manusia (SDM) dan teknologi yang unggul di AS. Negara ini juga kaya sumber daya alam.

"Untuk AS, kepercayaan pasar terhadap AS sangat tinggi. Hampir semua orang yakin AS tidak akan bisa bangkut. AS tidak cuma SDM yang unggul, teknologi unggul, namun juga alam yang kaya. Bahkan kini memiliki cadangan minyak (shale oil) terbesar di dunia dengan jumlah 1 triliun barel. Saudi cuma 276 miliar barel, Venezuela 300 miliar barrel. Jauh sekali," jelas Tony yang juga Komisaris Independen Bank Permata.

Seperti dilansir dari Forbes, ada 7 negara dengan rasio utang terhadap PDB yang di atas 100%. Itu berarti, jumlah utangnya sudah melebihi nilai perekonomiannya.

Namun dari 7 negara ini, hanya satu negara yang saat ini berstatus bangkrut, yaitu Yunani. Berikut daftarnya berdasarkan data 2014:

  1. Jepang, dengan rasio utang 227,2%. Dari rasio di 2014 165,5$
  2. Yunani, dengan rasio utang 175,1%. Dari rasio di 2014 98,6%
  3. Italia, dengan rasio utang 132,6%. Dari rasio di 2014 103,9%
  4. Portugal, dengan rasio utang 129%. Dari rasio di 2014 57,6%
  5. Singapura, dengan rasio utang 105,5%. Dari rasio di 2014 98%
  6. Amerika Serikat (AS), dengan rasio utang 101,5%. Dari rasio di 2014 62,7%
  7. Belgia, dengan rasio utang 101,5%. Dari rasio di 2014 94,2%
(drk/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads