Angkut Sapi dari Australia Lebih Murah 40% daripada NTB

Angkut Sapi dari Australia Lebih Murah 40% daripada NTB

Lani Pujiastuti - detikFinance
Rabu, 22 Jul 2015 17:28 WIB
Angkut Sapi dari Australia Lebih Murah 40% daripada NTB
Jakarta - Australia menjadi negara favorit Indonesia sebagai sumber impor sapi, apalagi biaya angkut sapi jauh lebih murah 40% daripada harus angkut sapi dari Nusa Tenggara Timur (NTT) atau Nusa Tenggara Barat (NTB) ke Jakarta.

"Soal impor sapi, unggulan kita sumbernya memang Australia dan Selandia Baru. Biaya angkut dari negara itu, jauh lebih murah 30-40% dibanding ongkos angkut dari NTT atau NTB ke Jakarta," ungkap Ketua Komite Daging Sapi Jakarta Raya, Sarman Simanjorang dihubungi detikFinance, Rabu (22/7/2015).

Menurutnya, lebih murahnya biaya impor sapi dari Australia, karena negara tersebut memiliki infrastruktur lengkap salah satunya kapal angkut sapi khusus ekspor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu karena Australia punya kapal khusus ekspor ternak yang sekali angkut kapasitasnya bisa puluhan ribu ekor," ujarnya.

Sementara di Indonesia kata Sarman, sampai saat ini belum punya kapal kontainer khusus seperti yang dimiliki Australia.

"Sama sekali belum pernah punya. Padahal kita sangat butuh, supaya lebih mudah angkut sapi dari daerah-daerah sentra seperti NTT dan NTB," katanya.

Ia mengakui, dulu kondisi gejolak harga daging seperti ini pernah terjadi 2-3 tahun lalu. Waktu itu ada rencana kapal TNI AL dipakai untuk angkut ternak. "Tapi itu nggak bisa, bukan kapal untuk sapi, sapi belum tentu bisa hidup selamat sampai Jakarta," ucapnya.

"Kalau Australia, ongkos ekspor sapi dihitung per kg bobot. Disesuaikan dengan kapasitas angkut. Dari bobot juga beda antara sapi lokal dengan Australia. Sapi lokal bobotnya hanya 100-120 kg, sementara impor dari Australia bisa hampir 250 kg," kata Sarman.

Soal biaya angkut sapi dari NTB, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Bima, NTB, Baharuddin mengatakan, biaya kirim sapi ke Jakarta dari Bima sekitar Rp 500.000/ekor. Harga sapi minimal Rp 7-8 juta dari Bima dengan bobot 100-120 kg/ekor.

"Bobot sapi akan susut 2-5% selama perjalanan jalur laut menuju Jakarta. Lama waktu perjalanan sekitar 7-10 hari tergantung jenis kapal dan kondisi cuaca untuk melaut," ungkapnya.

Ia menambahkan, populasi ternak sapi di Bima 2014 ada 170.000 ekor. Potensi ternak sapi potongnya ada 10%-20% yaitu 17.000-30.000 ekor. Rencana di tahun ini dari Bima akan keluarkan 10.000 ekor sapi potong.

"Sedangkan populasi sapi di NTB ada lebih dari 2 juta ekor. Potensinya ada sekitar 200.000-an ekor. Rencana pengeluaran 2015 ini sebanyak 50.000 ekor. Jenis sapi ras Bali," tutup Baharuddin.

(rrd/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads