Kumpul Bareng Petani, Mentan Dapat Curhatan Soal Impor Tembakau

Kumpul Bareng Petani, Mentan Dapat Curhatan Soal Impor Tembakau

Lani Pujiastuti - detikFinance
Selasa, 28 Jul 2015 19:46 WIB
Temanggung - Hingga malam hari, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman masih melanjutkan blusukannya ke berbagai daerah, salah satunya ke Temanggung, Jawa Tengah untuk menghadiri Musyawarah Nasional Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTRI) ke III.

Dalam acara tersebut dibahas masalah impor tembakau di dalam negeri, dan wajib kemasan rokok polos yang berlaku di negara tetangga seperti Australia.

Amran yang hadir pukul 18.00 WIB, Munas APTRI ini dihadiri sekitar 200 petani tembakau, di Hotel Temanggung, Selasa (28/7/2015). Dalam pertemuan tersebut Amran dan petani saling mencurahkan isi hati (curhat), mulai dari kisah hidup sampai tantangan produksi tembakau saat ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Aku 12 bersaudara, gaji bapak ku cuma Rp 116.000/bulan. Kalau mau makan harus jual batu gunung," kata Amran.

Para petani tembakau juga curhat, salah satunya mengungkapkan tidak pernah ada bantuan dari pemerintah untuk petani tembakau.

"Tiap musim hanya bisa tanam sekali. Bantuan APBN untuk tembakau nggak dapat," kata salah satu petani.

Mendengar curhatan petani tersebut, Amran menegaskan, bahwa pemerintah akan memprioritaskan pemberian bantuan kepada petani, tanpa membeda-bedakan jenis tanaman petani, baik itu petani tembakau, petani jagung maupun padi.

"Tolong segera diluruskan, sampaikan bantuan, karena petani tembakau juga banyak yang nanam padi dan jagung kan? Sudah dapat bantuan traktor? alsintan? di Jawa Tengah bantuan Alsintan naik jadi Rp 16,9 triliun. Ada 140 juta petani Indonesia dapat bantuan itu. Izinkan aku bantu 10 unit pompa terserah Pak Ketua APTRI sebar ke mana," jelas Amran.

Petani tembakau lainnya, Suwarji juga berharap, pemerintah meminta agar pemerintah melarang impor tembakau. Alasannya karena produksi dalam negeri sangat cukup apalagi menjelang panen.

"Panen tembakau baru akan September nanti prediksi mengikuti cuaca. Cuaca diprediksi seperti tahun 2011, harapan kita harga tinggi karena kualitas bagus dan biaya tenaga kerja makin tinggi. Tahun 2014 Rp 100.000/kg. Tahun 2011 Rp 250.000/kg," katanya.

(rrd/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads