Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Saut Hutagalung mengungkapkan, seringnya kejadian kematian ikan secara massal mendorong pihaknya berencana menertibkan keramba-keramba apung di waduk-waduk di sejumlah daerah termasuk di Saguling, Cirata, Jatiluhur, Jawa Barat.
“Iya itu pengaruhi produksi ikan. Kalau sangat padat pakan ikan sangat berbahaya buat ikan, itu mematikan. Kematian massal itu selalu terjadi karena itu, terutama saat pergantian musim, dari kemarau ke musim hujan pasti ada pergantian suhu tuh, itu akan naik airnya, semua limbah akan terbawa ke atas, itu yang sangat mematikan,” jelas Saut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk tahap awal, pihaknya akan mulai menertibkan keramba ikan di 3 waduk di Jawa Barat yaitu Cirata, Jatiluhur, dan Saguling. “Nanti akan ada Permen (Peraturan Menteri) yang jadi dasar buat tertibkan keramba di Cirata. Ini juga berlaku buat waduk-waduk lain, kaya Danau Toba,” ungkap Saut.
Saut menuturkan, sementara ini, Badan Litbang KKP masih melakukan kajian jumlah ideal jumlah budidaya keramba yang ideal agar tidak mencemari waduk.
“Akan dibuat segera (Permen), Litbang mau hitung dulu berapa idealnya keramba apung, lagi kita bahas kemarin, tinggal kita booming-kan, jadi Permen-nya mau kita siapkan mengenai hal ini,” pungkas Saut.
(hen/hen)