El Nino berasal dari bahasa Spanyol yang artinya 'anak laki-laki'. El Nino merupakan sebutan untuk menggambarkan suhu permukaaan laut di barat Ekuador dan Peru berada dalam kondisi abnormal.
Saat El Nino terjadi, gelombang panas berhembus dari perairan tersebut menuju arah barat termasuk Indonesia. Pertama kali El Nino mulai teridentifikasi oleh ilmuwan pada 1951.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tingkat kekuatan El Nino dilihat berdasarkan tingkat Oceanic Nino Index (ONI). ONI menjadi standar yang digunakan pusat prediksi iklim Amerika Serikat yaitu National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). NOAA kemudian mengidentifikasi El Nino (gelombang panas) dan La Nina (gelombang dingin) yang terjadi di perairan samudera pasifik menjadi 4 level.
Dikutip dari situs elnino.noaa.gov, Minggu (2/8/2015), ada 4 level El Nino yang diklasifikasikan berdasarkan tingkat anomali suhu permukaan air laut atau Sea Surface Temperature (SST). Diantaranya yaitu Lemah (Weak) dengan anomali 0,5-0,9 SST, Sedang (Moderate) dengan anomali 1-1,4 SST, Kuat (Strong) dengan anomali 1,5-1,9 SST dan Sangat Kuat (Very Strong) dengan anomali lebih dari 2 SST.
El Nino merupakan salah satu pemicu kekeringan saat musim kemarau di Indonesia. El-Nino level lemah di Indonesia pernah terjadi 8 kali yaitu pada 1951, 1963, 1968, 1969, 1976, 1977,2004 dan 2006. Sedangkan El Nino level moderate seperti yang terjadi saat ini pernah terjadi 4 kali yaitu pada 1986, 1987, 1994, dan 2002.
Indonesia kini mencemaskan El Nino level moderat yang masih berpeluang menguat. BMKG hingga Pusat Perkiraan Iklim Amerika (Climate Prediction Center) mencatat sejak tahun 1950, di Indonesia telah terjadi setidaknya 22 kali fenomena El Nino, 6 kejadian diantaranya berlangsung dengan intensitas kuat. El Nino kuat berlangsung pada 1965, 1972, 1982, 1991, 1997, dan 2009.
Dilihat dari jarak terjadinya, tidak memperlihatkan siklus berulang tiap 5, 10 atau 15 tahun. Sebab Indonesia pernah punya catatan El Nino terburuk pada 1997 dan 1982. Tiga El Nino kuat terakhir terjadi dari 1991, berselang kembali terjadi 6 tahun kemudian pada 1997 dan terulang 12 tahun kemudian pada 2007.
Saat ini, menurut prediksi BMKG, Indonesia tengah mengalami El Nino level moderate. Lawan dari La Nina ini dengan level moderate membawa gelombang panas dari Samudera Pasifik lalu berhembus ke barat termasuk Indonesia dengan kenaikan suhu permukaan laut antara 1-1,4 SST.
Negara-negara di dunia pernah mengalami el-nino terburuk dua kali yaitu pada 1982 dan 1997. Kala itu, El Nino berhembus dengan level sangat kuat. El Nino Kuat pernah melanda secara global 1957, 1965, dan 1972. Sedangkan EL Nino seperti saat ini melanda Indonesia dengan level moderate pernah dialami negara-negara di dunia pada 1963, 1986, 1987, 1991, 2002, dan 2009
Tahun 1982 tercatat sebagai El Nino terburuk yang berdampak pada kemarau panjang yang membawa kekeringan parah hingga kebakaran hutan di Indonesia, India, Afrika dan Australia. Pada 1982 dan 1997 perdagangan tidak hanya runtuh, namun terbalik. Kerugian negara-negara di dunia pada masa itu mencapai US$ 8 miliar.
(hen/hen)