Melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia juga berimbas pada turunnya harga emas secara global. Namun, kondisi ini tidak membuat produsen perhiasan emas kelas dunia lesu. Justru ini dimanfaatkan untuk makin agresif, ekspansi membuka pasar baru termasuk di luar negeri.
Hal tersebut seperti yang dilakukan produsen perhiasan emas terbesar di Hong Kong yakni Chow Tai Fook. Tahun ini hingga tahun depan, mereka justru makin agresif membuka pasar baru di kawasan Asia salah satunya Indonesia.
"Indonesia adalah negara dengan populasi yang sangat besar, 240 juta jiwa, dengan pertumbuhan kelas menengahnya yang paling tinggi di kawasan ASEAN, menjadikan Indonesia market yang sangat potensial buat kami," kata Managing Direktor Chow Tai Fook Jewellery Group, Kent Wong, ditemui di kantornya, New World Tower, Queen's Road Central, Central, Hong Kong, Selasa (4/8/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Emas itu apalagi di Hong Kong, selain jadi investasi, juga jadi budaya seperti saat pernikahan, menunjukkan identitas diri seseorang, dan justru ketika harga turun seperti saat ini, orang cenderung ramai membeli emas, namanya investasi," kata Kent.
Pada 2013, Chow Tai Fook mencatatkan pendapatan sebesar US$ HK 57,4 miliar, jumlah ini meningkat pada 2014 sebesar US$ HK 77,4 miliar. Namun akibat turunnya harga emas tahun ini, diperkirakan pendapatan yang mampu diraih sekitar US$ HK 64,3 miliar.
Kembali ke ekspansi, Kent mengatakan, pihaknya sangat yakin bahwa produknya nanti dapat diterima di Indonesia, karena bila orang tahu emas, penggemar emas, dan investasi perhiasan emas, pasti tahu kualitas emas dari Hong Kong yang mendunia.
"Apalagi Chow Tai Fook adalah perusahaan perhiasan terbesar di Hong Kong, desain kita punya standar internasional, sampai fasilitas pemotongan berlian yang berstandar internasional juga," katanya.
Untuk emas dan berlian Chow Tai Fook, Kent mengatakan, selama ini mendapatkan pasokan bahan baku dari beberapa negara, seperti Kanada, Rusia, Nambia, Australia, hingga Zimbabwe.
"Sementara berlian dapat dari Afrika Selatan, dan China. Sementara pasar produk kami, paling besar ada di China, Hong Kong, Amerika Serikat, Macau, dan Taiwan," ungkapnya.
Saat ini, total cabang yang dimiliki perusahaan emas yang berdiri 1929 itu sudah ada 2.110 di 500 kota. Ini terdiri dari di China sebanyak 1.990 cabang, 90 cabang di Hong Kong, 19 cabang di Macau, Taiwan ada 8 cabang, Singapura 1 cabang, dan Malaysia 1 cabang, serta Korea Selatan 1 cabang.
"Walau dari Hong Kong, produk kami sangat terkenal di China, karena pasar di China juga sangat besar dengan jumlah penduduknya yang sangat banyak. Itu juga yang kami lihat pada Indonesia. Tapi untuk bisa membuka pasar di Indonesia, makanya kita ikut bergabung dalam 'In Style Hong Kong'. Kita lihat bagaimana peraturan dari pemerintah Indonesa seperti apa," ujarnya.
Bila semua lancar, Kent bilang maka akan segera membuka cabang di Indonesia. "Untuk investasi membangun gerai baru di luar negeri, kami menganggarkan dana sekitar US$ 3-5 juta," tutupnya.
(rrd/ang)