"Asumsi kami, dana yang diperlukan Rp 10 triliun tapi finalnya tergantung hasil studi kelayakan," Kata Kepala Subbagian Humas dan Kerja Sama Luar Negeri Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Joice Hutajulu, kepada detikFinance, Selasa (11/8/2015).
Proyek yang rencananya dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) itu, dipandang sebagai terobosan pengembangan jaringan perkeretaapian di luar Jawa. Angkutan massal berbasis rel ini diharapkan mampu meningkatkan konektivitas di luas Jawa seperti Papua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, proyek kereta pertama di Pulau Papua ini sedang memasuki fase studi kelayakan atau feasibility study. Setelah itu, Kemenhub akan melakukan proses Detail Engineering Design dan terakhir adalah lelang. Targetnya, konstruksi bisa dimulai pada 2018.
"Sekarang kita masih melakukan studi kelayakan," ujar Joice.
(feb/dnl)