Pembangunan jalur baru kereta api di Indonesia selama puluhan tahun nyaris sangat minim. Rel-rel yang dibangun pemerintah pasca Hindia Belanda masih sebatas memperbaiki atau menambah lintasan rel di jalur yang sama (double track).
Bahkan pada periode Orde Baru sejak 1970-an hingga 1990-an, ribuan kilometer rel kereta yang akhirnya non aktif karena berbagai alasan. Pada periode Pemerintahan Presiden SBY, sudah membuat jalur utara double track Cirebon-Surabaya di Jawa.
Selain itu, juga dimulai pembangunan atau peletakan batu pertama (groundbreaking) rel kereta api Makassar-Pare Pare di Sulawesi Selatan 12 Agustus 2014. Pada waktu itu, Menko Perekonomian Chairul Tanjung yang meresmikan dimulainya proyek ini. Proyek pembangunan jalur kereta api rute Makassar-Pare Pare memiliki panjang 145,23 kilometer (km).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi yang murni oleh pemerintah Indonesia itu, yang di Sulawesi Selatan sekarang," kata Djoko kepada detikFinance, Selasa (8/9/2015)
Selebihnya ribuan kilometer rel kereta api dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda pada periode 1867-1930. Selain Belanda, Jepang juga sempat membangun rel kereta di Indonesia dalam jumlah terbatas yaitu Lintas Muaro-Pekanbaru Riau, dan Jalur Saketi-Bayah, Banten pada masa pendudukan 1942-1945.
"Yang dibangun Jepang tapi tidak sempat beroperasi," kata Djoko.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat, ada sekitar 3.343 Kilometer (km) jalur kereta yang sudah lama tidak dipergunakan dari total 8.159 km atau sekitar 40%.
Kemenhub secara bertahap mulai melakukan reaktivasi, atau menghidupkan beberapa jalur kereta yang kini sudah mati. selama 2015-2019, bakal ada 438 km rel mati yang akan diaktifkan lagi dengan kebutuhan dana Rp 12 triliun.
Saat ini yang progresnya sedang berlangsung perbaikan atau aktivasi antara lain, jalur Semarang Tawang-Pelabuhan Tanjung Mas, dan Kedungjati-Tuntang 30 km di Jawa Tengah. Salah satu jalur yang sudah berhasil direaktivasi adalah jalur Bogor-Sukabumi-Cianjur.
Saat ini, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang menyiapkan proyek kereta di 4 pulau besar di Indonesia, di luar Pulau Jawa, sepanjang 6.181 km dengan jaringan kereta diperlukan dana asumsi setidaknya Rp 105,8 triliun hanya untuk bangun rel, dari anggaran APBN.
(hen/ang)