Ini Cara Menteri Susi Berantas Mafia Hong Kong Pembom Ikan

Ini Cara Menteri Susi Berantas Mafia Hong Kong Pembom Ikan

Michael Agustinus - detikFinance
Kamis, 10 Sep 2015 18:02 WIB
Ilustrasi foto kapal asing yang pernah ditangkap KKP (Foto: dok.detikFinance)
Jakarta - Sindikat Hong Kong yang menjarah ikan di lautan Indonesia membuat geram Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Tak hanya mencuri, sindikat ini juga merusak sumber daya kelautan Indonesia karena memasok bom potasium kepada nelayan-nelayan lokal yang diajak bekerjasama.

Untuk memberangus sindikat ini, Susi akan menangkap dan menindak mereka sesuai dengan hukum yang berlaku. Susi menggandeng kepolisian TNI Angkatan Laut, dan kepala-kepala dinas perikanan untuk melacak sindikat asal Hong Kong ini.

"Kita sedang selidiki, kita investigasi, kita akan bergerak bersama Polisi dan TNI Angkatan Laut. Kepala-kepala dinas juga tahu hal ini," kata Susi usai Rapat Koordinasi KKP di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis (10/9/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di samping penegakan hukum, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di bawah kepemimpinan Susi juga akan memberikan pekerjaan baru kepada nelayan-nelayan lokal yang 'diperalat' oleh sindikat Hong Kong agar mereka tak lagi menangkap ikan dengan menggunakan bom.

Dirjen Perikanan Budidaya KKP, Slamet Subiakto, mengungkapkan pihaknya berencana memberikan pekerjaan baru pada nelayan-nelayan lokal yang menangkap ikan dengan bom dari sindikat tersebut. KKP akan memberikan bantuan supaya mereka bisa mengembangkan perikanan budidaya.

"Nelayan-nelayannya akan kita beri pekerjaan lain. Kita beri bantuan untuk kembangkan perikanan budidaya," tuturnya.

Slamet menyatakan akan membagikan bantuan benih ikan Napoleon, Kerapu, dan ikan-ikan lainnya kepada nelayan-nelayan lokal itu untuk dibudidayakan. Bantuan benih disiapkan oleh balai-balai perikanan budidaya.

"Kita dorong balai-balai kita di perikanan budidaya untuk melakukan rekayasa perbenihan Napoleon, Kerapu. Ikan-ikan karang harus kita produksi," paparnya.

Program tersebut bakal mulai dijalankan tahun depan. Anggaran yang dibutuhkan kurang lebih Rp 20-30 miliar.

"Kita rencanakan di 2016 akan kita alokasikan sekitar Rp 20-30 miliar untuk pengalihan kegiatan nelayan yang biasa menangkap ikan Napoleon dan Kerapu dengan bom," ujar Slamet.

Bantuan benih untuk perikanan budidaya tersebut akan diberikan pada nelayan-nelayan di kawasan yang disinggahi sindikat Hong Kong, misalnya Pulau Anambas, Raja Ampat, Kendari, Luwuk, dan sebagainya.

"Mungkin di Anambas, Raja Ampat, di daerah-daerah yang potensial untuk Napoleon. Di Kendari, Luwuk," tutupnya.

(ang/ang)

Hide Ads