Sisa-sisa rel kereta ini masih terlihat di jalur ini. Bahkan beberapa rel berada di pinggir jalan dan jembatan. Ada penampakan rel yang kondisinya sangat miris, rel tersebut menggantung tanpa bantalan di tepi jembatan di atas sungai.
Berdasarkan data dari Komunitas Roemah Toea Yogyakarta soal laporan observasi jalur kereta api non aktif lintas Jombang-Pare-Kediri eks Kediri-Stoomtram Maatschappij (KSM) yang dibuat Hari Kurniawan, Javanesche Spoorwegen Observeur 2013, yang dikutip detikFinance, Senin (14/9/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kediri-Stoomtram Maatschappij (KSM) telah membangun jalur rel sepanjang 121 km. Di wilayah eks karesidenan Kediri dan sekitarnya. Jalur rel milik KSM merupakan pendukung (lintas cabang/ pendamping) dengan lintas utama jalur rel Staats-Spoorwegen (SS) yang terlebih dahulu beroperasi pada periode tahun 1880-1881 di lintas Sidoarjo-Jombang-Kertosono-Kediri.
Lintas Jombang-Pare-Kediri sejauh 50 km yang dibuka tanggal 7 Januari 1897 termasuk lintas Jombang (SS) sampai Jombang Kota (KSM) sejauh 2,7 km pada tahun 1898.
Pesantren-Wates sejauh 14 km dan Pelem-Bogokidul-Papar sejauh 15,5 km dibuka bersamaan pada tanggal 8 Mei 1897, Gurah-Brenggolo-Kawarasan sejauh 9 km dibuka tanggal 1 Juni 1899, Brenggolo-Djengkol sejauh 3 km dibuka tahun 1900, Pare-Kepung sejauh 13 km dibuka tanggal 31 Agustus 1898.
Pare (Tulungrejo)-Kencong sejauh 6 km dibuka tanggal 1 Juni 1898 dan diperpanjang sampai Konto (sejauh 4 km) yang dibuka pada tanggal 12 Mei 1899 , Pulorejo-Ngoro dibuka tanggal 7 Desember 1898, kemudian diperpanjang dari Ngoro-Kandangan dibuka tanggal 19 Januari 1899, dengan total jarak sejauh 13 km.
(hen/rrd)