Meski ada rel tua peninggalan Belanda yang telah dibangun hingga ke dalam dermaga Pelabuhan Tanjung Priok, aktivitas kereta pembawa kontainer berhenti di luar pelabuhan.
Bongkar muat peti kemas dari luar atau dalam pelabuhan memakai kereta, dilakukan di Stasiun Pasoso atau di pinggir pelabuhan Tanjung Priok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Stasiun Pasoso, terlihat 2 rangkaian kereta atau train set kereta barang berada pada posisi parkir di area stasiun. Beberapa petugas tampak mengatur lalu lintas lokomotif penarik gerbong. Ada juga aktivitas petugas yang menaikkan barang ke atas gerbong memakai alat berat.
Taufik, Petugas Checker di Stasiun Pasoso, menjelaskan aktivitas bongkar muat kereta barang berlangsung 24 jam. Dari Stasiun Pasoso, barang dibongkar dan diangkut truk ke dalam area pelabuhan atau sebaliknya.
"Kalau kereta ini tujuannya Jakarta-Surabaya. Ada juga Jakarta-Gedebage Bandung," kata Taufik kepada detikFinance di Stasiun Pasoso, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (18/9/2015).
Taufik menyebut 1 trainset kereta mampu membawa 20 sampai 30 kontainer sekali jalan. Meski mampu menarik puluhan kontainer sekali jalan, kereta khusus barang belum bisa masuk ke dalam pelabuhan.
"Kalau rel sudah ada sejak lama cuma ditutup dan nggak bisa masuk pelabuhan," jelasnya.

Proyek kereta api Pelabuhan Tanjung Priok sudah masuk dalam masterplan pengembangan rel kereta pelabuhan, antara PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT Pelindo II (Persero), yang telah memperoleh persetujuan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Jalur rel yang akan dikembangkan ke dalam pelabuhan, adalah membentang dari Stasiun Pasoso (di luar pelabuhan) masuk ke dalam pelabuhan di Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok. Namun saat ini, dari Stasiun Pasoso ke lokasi JICT masih terputus terhalang pemukiman warga. Rencana lokasi bongkar muat kereta pelabuhan berada di sekitar kawasan Makam Mbah Priok di dalam kawasan terminal JICT.
(feb/hen)