Nasib Waduk Jenderal Soedirman yang Kini Makin 'Kritis'

Nasib Waduk Jenderal Soedirman yang Kini Makin 'Kritis'

Arbi Anugrah - detikFinance
Sabtu, 26 Sep 2015 12:30 WIB
Jakarta - Banyak waduk yang dibangun pada masa pemerintahan Presiden Soeharto saat ini kondisinya kritis, seperti yang dialami Waduk Panglima Besar Jenderal Soedirman atau Waduk Mrica, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Waduk tersebut diprediksi fungsinya tinggal tersisa 13 tahun lagi atau pada 2028. Padahal air yang ada di waduk ini dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik sebanyak 180 megawatt (MW).

Menurut General Manager PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit (UBP) Mrica Banjarnegara, Sigit Ariefiatmoko mengatakan, jika umur waduk Mrica sekitar 13 tahun lagi. Pihaknya memperdiksi umur waduk Mrica hanya akan mencapai tahun 2028 dari prediksi awal saat ekspetasi pada 2049.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau tidak ada pengerukan, umur waduk semakin pendek, waduk kami seharusnya di 2049 dari ekspetasi awal, sekarang jika kami tidak melakukan apapun maka hanya akan sampai 2028, kemungkinan tidak akan bisa beroprasi seperti pola waduk tapi sudah on river, sudah sungai aja yang mengalir," ungkap Sigit, kepada detikFinance, Sabtu (26/9/2015).

Sigit mengungkapkan, tingkat sedimentasi di sepanjang aliran Sungai Serayu semakin parah, hingga menumpuk di Waduk Mrica yang mencapai 4,2 juta meter kubik pertahun.

"Kami sedang melakukan pengkajian bagaimana melakukan konservasi di waduk, jadi kita upayakan supaya waduk kembali ke trap efisien fungsinya kembali seperti diawal. Sekarang kondisi trafikuensi masih di 80 yang kami khawatirkan ketika sudah lewat 80 akan terus bertambah dangkal, tapi sekarang sudah kami lakukan pengkajian dan sekarang kita sedang proses perizinan untuk melakukan pengerukan," ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno bahkan memperkirakan usia waduk ini lebih cepat mati hanya tersisa 6 tahun lagi.

"Sedimentasi dari Sungai Serayu yang terbawa dan menumpuk di Waduk Mrica sangat tinggi, 4.2 juta meter kubik per tahun itu sangat tinggi sekali. 2 bulan kemarau saja sawah sudah terlihat di waduk, masa di tengah waduk adanya sawah bukan air. Jadi perkiraan saya 6 tahun lagi (waduk) sudah jadi sawah semua," kata Hadi beberapa waktu lalu.

Dari pengamatannya sekitar 6 tahun lagi Waduk Panglima Besar Jenderal Soedirman akan menjadi kenangan. Upaya refitalisasi yang dilakukan pemerintah Banjarnegara dari hulu sungai Serayu dengan melakukan penguatan tanah, melakukan konservasi di hulu sungai guna mengembalikan kondisi sungai.

"Saat ini, kami terus melakukan konservasi di sekitar daerah aliran sungai. Khusus untuk Dieng, kami mencoba agar mulai ditanami tanaman keras seperti ecaliptus dan kopi arabica. Namun, harus kami akui, ini butuh waktu yang lama untuk menyadarkan masyarakat akan dampak sedimentasi," jelasnya.

(arb/rrd)

Hide Ads