Tahun ini saja, Kementerian Pertanian (Kementan) membangikan alsintan sebanyak 62.000 unit, meningkat dari alokasi tahun lalu yang hanya 4.000 unit. Alsintan yang dibagikan antara lain seperti traktor, combine harvester, pompa air, hingga pengering padi.
Amran menepis anggapan penggunaan alat pertanian modern bakal membuat tenaga buruh tani tergusur karena tenaganya telah tergantikan. Sebaliknya, menurutnya justru membuat pendapatan buruh tani meningkat dengan penggunaan alat modern.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, peningkatan pendapatan buruh tani ini berasal dari efisiensi biaya dan waktu tanam hingga panen. Amran menyebut, dengan penggunaan alsintan modern, ada penurunan losses hingga 10%, serta memangkas biaya produksi hingga 40%.
"Pertanian modern solusi ke depan. Katakanlah tanam satu hektar butuh 20-30 orang tergantung kondisi lapangan, dikali Rp 100.000 katakanlah, sudah berapa itu. Kalau dengan alat hanya Rp 1,5-2 juta saja. Kalau 1 orang kerja bisa 20 hari (panen), pakai mesin hanya 4 jam," terang Amran.
Meski tenaga buruh tani berkurang, pendapatan buruh tani yang tergabung dalam kelompok tani yang mendapat bantuan alsintan akan meningkat setelah adanya efisiensi. Dari sisi waktu, masa tanam bisa dipercepat, sehingga buruh tani bisa melakukan aktivitas ekonomi lainnya seperti pengolahan hasil pertanian.
"Kalau pakai alat combine harvester satu hari selesai yang biasanya 1 orang 20 hari atau 3 minggu. Artinya, misalkan yang biasanya kerja di sawah 1 bulan, satu minggu sudah beres," kata Amran.
(hen/hen)