Direktur Teknik dan Operasi PT Angkasa Pura II (Persero) Djoko Murjatmodjo berbagi cerita tentang pengembangan awal Bandara Internasional Soekarno-Hatta, pada era tahun 1980-an.
Saat Bandara Soekarno Hatta dirancang tahun 1983, Djoko mengaku terlibat dalam proyek pengembangan Bandara Soetta. Saat awal direncanakan di awal 1980-an, waktu tempuh dari pusat bisnis (Central Business District/CBD) di Jalan Jenderal Sudirman dan Cawang Jakarta ke Bandara Soetta hanya 25 menit dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun moda transportasi berbasis jalan raya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengatasi 'macet' atau mempercepat aksesibilitas dari atau ke Bandara Soetta, AP II bersama PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan memulai pembangunan KRL Bandara Soetta.
Kereta khusus bandara akan dibangun dari Manggarai ke Bandara Soetta dengan jarak 36,3 kilometer (km) dan waktu tempuh 56 menit. KRL Bandara direncanakan beroperasi akhir 2016.
"Kita bangun railway. Nanti railway station di airport dan CBD di Jakarta. Tahun depan akan selesai," jelasnya.
Sejalan dengan pengembangan KRL akses dari atau ke Bandara Soetta, AP II juga akan membangun moda transportasi penghubung antara Terminal 1, 2, 3. AP II mengembangkan Automated People Mover System (APMS) atau kereta tanpa masinis yang bakal membawa penumpang antar terminal.
"Di dalam airport, sebelumnya dilayani bus antar T1-T3. Nanti pakai APMS, jadi setiap 5-10 menit akan melayani setiap terminal," ujarnya.
(feb/hen)