"Berapa harganya kalau dari petani?" tanya Andi di Kabupaten Magelang, Kamis (5/11/2015).
Eksportir menjual salak ke China ini mengaku membeli seharga Rp 12.000/kg. Eksportir bisa untung 230% saat menjual ke pasar ekspor di China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andi menilai seharusnya harga beli eksportir kepada petani dapat ditingkatkan yaitu minimal harga belinya Rp 15.000/Kg.
"Bisa naik apa nggak? Kalau nggak (bisa naik) saya cari sahabat lain. Kami minta tolong lah, naikkan jadi Rp 15.000/kg," tutur Andi.
Puluhan petani yang hadir bertepuk tangan riuh mendengar permintaan tersebut. Sang eksportir pun menyatakan kesiapannya.
"Siap, Pak. Insya Allah bisa," kata Eksportir tersebut.
Andi menegaskan seharusnya eksportir bisa ikut menjaga kesejahteraan petani dengan memberikan harga pantas untuk produk taninya .
"Yang kena durinya, yang nangis adalah petani. Jangan ditunda, kalau nggak bisa ceraikan (eksportir) saja. Ini tanggung jawab menterinya," tegas Andi.
Sebelumnya, Andi sempat meninjau gedung packing house Gapoktan Ngudi Luhur. Ia melihat proses pembersihan, hingga pengemasan akhir sebelum salak diekspor.
(hen/hen)











































