"STPI sudah banyak hasilkan putra-putri Indonesia yang ahli di dunia penerbangan. Bahkan ada peserta dari luar negeri seperti Iran, Malaysia, Singapura pernah belajar di sini," Kata Direktur Keamanan Penerbangan, Ditjen Perhubungan Udara, Kemenhub, M. Nasir Usman usai acara Sidang Terbuka Senat Dalam Rangka Wisuda di STPI Curug, Tangerang, Banten, Rabu (25/11/2015).
Minat siswa asing belajar di STPI Curug marak pada era 1990-an atau sebelum krisis ekonomi 1998. Pasca krisis, praktis tidak ada lagi siswa asing yang belajar karena industri penerbangan saat itu terpukul. Kini, STPI hanya mendidik calon penerbang asal Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya melihat standardisasi silabus, kurikulum, standardisasi pengajar disamakan. Kita diaudit disejajarkan dengan negara lain," ujarnya.
Sementara itu, Ketua STPI, Yudhi Sari Sitompul mengatakan pihaknya mengirimkan tenaga pengajar ke Australia. STPI ingin meningkatkan kemampuan para pendidik yang berstandar internasional.
"Kita jalin kerja sama dengan Australia Aviation Academy kirim instruktur ke sana. Standar kita bikin internasional," ujarnya.
Untuk menaikkan jumlah lulusan, STPI juga menambah dan memperbaharui dengan armada pesawat latih terbaru. Mulai 2015-2017, STPI akan membeli 51 pesawat dan heli latih. Saat ini, STPI baru memiliki 31 pesawat latih.
"2015-2017 kita tambah 51 pesawat yakni 1 heli, 5 pesawat fix wing, 45 pesawat single engine," ujarnya.
(feb/hen)